Jayapura,Terkait dengan hari Kebangkitan Yesus adalah sebuah fakta yang memiliki kepentingan sangat monumental bagi seluruh umat Kristiani di seluruh dunia. Dimana pada hari ini Minggu 21 April 2019 merupakan Puncak dari Perayaan Paskah, sebuah perayaan ketika Yesus adalah satu-satunya yang sekalipun dia mati, namun dia telah dibangkitkan dari antara orang mati dan sekarang hidup untuk selama-lamanya. Paskah sejatinya bukanlah perayaan satu hari. Paskah mempunyai rangkaiannya sendiri, yang melibatkan pantang atau berpuasa selama 40 hari dan disebut sebagai Pra-Paskah.
Pra-Paskah dihitung menurut kalender umum yang berlaku, yaitu 40 hari sebelum Kamis Putih, perayaan Minggu Paskah yang pertama. Kamis Putih digunakan untuk merenungkan dosa, berdoa dan persiapan berkabung karena saat itulah Yesus Kristus berdoa saat menghadapi pengkhianatan dari Yudas Iskariot hal itu diungkapkan Dr.Frans Pekey.M.Si Selaku Ketua Dewan Paroki Kristus Terang Dunia Waena, kepada wartawan papualives.com Minggu (21/04/2019) siang.
” diawali oleh Rabu Abu, yang mana menjadi masa pra-Paskah, diikuti oleh puasa 40 hari seperti yang dilakukan Yesus. Puasa ini juga bisa diwujudkan dalam bentuk berpantang, dengan catatan hal yang benar-benar disukai yang jadi pantangan, misalnya seorang perokok berpantang merokok selama 40 hari. ” Ungkapnya.
Selanjutnya, juga ia mengatakan bahwa dalam kehidupan kita sehari hari, kita tidak membedah bedahkan suku, ras agama, kaya miskin, pegawai, pejabat dan lainnya, Puncak dari pesta paskah adalah minggu paskah yang mana kebangkitan Yesus Kristus sang penebus umat manusia.
” Mengapresiasi kepada umat paroki Kristus Terang Dunia, yang mana mensukseskan pesta paskah akhirnya puncaknya jatuh pada hari minggu 21 april 2019 sebagai dari kebangkita Sang Penebus Tuhan Yesus.” kata Pekey.
tambahnya, menguncapkan banyak terima kasih kepada masyarakat yang mengerakan atas suksesnya pesta paskah walau tidak ada panitia dengan semangat besar umat mengerjakan semua keperluan dalam paskah ini.
“saya juga sangat mengapresia kepada Orang Mudah Khatolik (OMK) yang mana kerja keras guna membantu dan mengsukseskan pesta paskah ini.kita tidak perlu untuk bentuk panitia agar semua kerja dan kebutuhan dalam pesta itu agar semua umat bergerak untuk menyelesaikan tugas dan tangan secara bersama-sama tanpa membeda bedakan, dalam mengambil tugas dalam gereja tidak lagi di memaksakan oleh orang lain namun semua kembali kepada kepribadian kita sebagai orang beriman.” tuturnya.
Perayaan Paskah kali ini masih terasa nuansa duka , sebab pada minggu 14 april lalu umat katolik telah mendengarkan berita duka atas kepergiaannya Bapak Pastor Neles Kebadabii Tebai selaku ketua sekolah Teologia faraj Timur (STFT) dan Tokoh Perdamaian HAM Papua.
” akan tetapi umat Kristus Terang Dunia Waena masih ada semangat untuk mengsukseskan pesta paskah sampai puncaknya wafat kristus Sang Penebus Dosa umat manusia.”ungkapnya.