Beranda News MRP terima Aspirasi Pernyataan Sikap tolak pemekaran kabupaten Mapia Raya

MRP terima Aspirasi Pernyataan Sikap tolak pemekaran kabupaten Mapia Raya

955
0
Hengki Mote ketua RPM-Simapitowa se-Jayapura ketika serahkan surat pernyataan sikap kepada Ibu Petronela Bunapa selaku anggota MRP di sela kegiatan sosialisasi Covid-19.(Foto:Michael/PapuaLives)

JAYAPURA – Dalam rangka menolak pemekaran kabupaten Mapia Raya yang sedang di perjuangkan, sejumlah mahasiswa tergabung dalam organisasi Rumpun Pelajar Mahasiswa Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo dan Wanggar (RPM-Simapitowa) se-Jayapura kota studi Jayapura menyerahkan surat Pernyataan Sikap  kepada Majelis Rakyat Papua (MRP) yang diterima langsung oleh Ibu Petronella Bunapa selaku Anggota MRP Perwakilan wilayah adat Mee-Pago. Pada hari Selasa (23/06/2020 ) di Asrama Kasih Hagar Perumnas III Waena.

Kesempatan itu, Hengki Mote Ketua RPM-Simapitowa se-Jayapura menyampaikan bahwa mahasiswa RPM-Simapitowa se-Jayapura menolak pemekaran, dan meminta kepada Bupati Dogiyai untuk segera cari tim kerja pemekaran kabupaten Mapia Raya sebelum mahasiswa melakukan aksi penolakan.

” Mahasiswa IPMADO menilai dana Covid-19 dialihkan ke pemekaran Mapia Raya, namun sebagian dialihkan ke persiapan pemilu kada namun guna membayar utang politik mengapakan saya katakan demikian karena data yang diminta dari Pemda Dogiyai sejak bulan maret lalu namun tidak ada respon positif dari pemda.”kata Mote

Ketua RPM-Simapitowa meminta dengan hormat kepada Bupati Dogiyai segera menindak tegas kepada sejumlah oknum yang memperjuangkan kabupaten Mapia Raya.

“Segera cari surat keputusan tim kerja pemekaran kabupaten Mapia Raya sebelum kami turun melalukan aksi penolakan.” Pungkas Mote disela-sela kegiatan (23/06/2020) siang itu.

Sementara itu, Selaku Anggota MRP Ibu Petronela Bunapa  menerima surat pernyataan sikap yang disaksikan puluham mahasiswa, selaku lembaga kultur orang Papua, MRP akan menindaklanjuti aspirasi ini.

” kami siap menindaklanjuti aspirasi kepada atasan. Soal pemekaran kami MRP juga tolak karena kami duduk di kursi MRP karena adanya masyarakat, sehingga siap mendukung aspirasi mahasiswa dan masyarakat.” ungkap Bunapa (23/06/2020) siang.

Terkait hal itu, ada dua hal mendasar penolakan pemekaran yakni; Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) belum siap. Kedua, Sejumlah tanah keramat akan di hancurkan oleh oknum-oknum tertentu. Hal itu menjadi hal mendasar mahasiswa tetap menolak.