Beranda Daerah Papua Dalam Pemilu

Papua Dalam Pemilu

2090
0
Maximus Sedik (Doc Pribadi)

Oleh: Maximus sedik

Kini mendekati pemilihan sebagai ajang pertandingan antara para politisi di kompetisi demokrasi yang penuh harapan akan masa depan bangsa. Tahun ini masuk dalam tahun politik karena ada beberapa yang melaksanakan pemilihan secara bersamaan dan secara khusu pemilihan Presiden yang menjadi momok bagi rakyat indonesia. Pemilu menjadi bagian dari praktik dalam kehidupan di Negara demokrasi dan menjadi suatu tolok ukur dari cara hidup berdemokrasi dan membangun persaingan politik secara akal dan diantara yang bertanding.

Momen pemilu membuat banyak peristiwa yang muncul di publik masyarakat civil society akibat persaingan politik tidak beretika dan atau tidak sesuai dengan hakikat politik. Politik itu, ibarat pertandingan bola kaki seorang yang terlatih melalui teknik-teknik yang berlaku pasti dia menguasai pertandingan.

Dan menjalankan pertandingan dengan baik dan menjalankan perintah yang berlaku dalam pertandingan. Dalam politik hampir memiliki kesamaan seperti itu, tetapi politik lebih pada mekanisme yang secara baik sehingga terhindar dari hal-hal yang merugikan antara sesama yang bersaing. Ada persaingan pasti ada juga kekalahan sehingga memenuhi standar sebagai persaingan, misalnya semua menang terus siapa yang kalah. Semua menang itu bukan pertandingan tetapi gotong royong kerja lingkungan, politik itu pikiran manusia yang disalurkan melalui percakapan untuk menyakinkan masyarkat untuk memilih-nya. Politik melalui demokrasi dan membutuh suara mayoritas tetapi dibalik itu politik juga membutuhkan jalan pikiran. Apabila politik menentukan masa depan bangasa papua maka, orang papua harus membangun wacana yang kritis dan mendalam untuk memahami lebih dalam untuk membaca arah gerak politik nasional hari ini sebagai penentu masa depan.

Tahun politik bagi masyarakat papua adalah tahun penuh penderitaan karena seluruh wilayah papua ditekan oleh kepentingan para calon yang mencalonkan diri sebagai wakil dari mereka (rakyat). Ada beberapa wilayah di papua yang menjadi target Negara untuk mengirim pasukan yang bertugas untuk mengamankan kepentingannya. Papua dan Papua Barat kedua pemerintahan yang melaksanakan pemilu secara serentak. Dalam pemilu ini, banyak perubahan dalam kata-kata yang membusa dari dalam mulut para calon kepada rakyat Papua, bahkan nama Papua ikut dijual habis-habisan. Kita melihat kenyataan pasar politik yang terjadi di Papua sejak Papua berintegrasi dengan Indonesia disaat itulah perkembangan politik di Papua sangat berbeda dari substansi  politik. Banyak elit lokal yang bermain dengan cara-nya untuk merebut kekuasaan tetapi tidak memenuhi janji politik dari lidah dan bibir yang koruptif.

Politik tahun ini politik sangat berbeda terutama pemilihan pilpres (pemilihan presiden) yang dilaksanakan juga pada pada tanggal 17 april 2019, mendatang  mengapa berbeda ini sejarah demokrasi terbesar dalam politik nasional. Papua menjadi wilayah politik yang sangat diantisipasi oleh para tim kampanye nasional karena tingkat golongan putih meningkat. Banyak tokoh-tokoh nasional yang saling memberi kritikan terutama bagi pemerhati hak asasi manusia (Ham) maupun pemerhati lingkungan terutama dari perdebatan yang diadakan komisi pemilihan umum dalam perdebatan isu-isu yang menjadi krusial hari tidak muncul dalam perdebatan. Kedua pasangan saling menyindir antara sesama yang satu tampilkan elektabilitas-nay yang banyak menjadi kebohongan bagi masyarakat. Dalam surfe membuktikan bahwa golput tahun ini meningkat terutama dari masyarakat korban dari kekuasaan dan melalui kebijakan yang merusak bahkan banyak nyawa masyarakat yang korban selama lima tahun.

Dalam kolom opini kompas seorang rohaniwan Katolik Romo. Franz Magnis Suseno,SJ mengkritik secara tegas kelompok golput yang tidak ikut berpartisipasi dalam pemilu nanti, bahkan dia memberikan argumentasi bahwa yang memilih golput adalah mereka tidak memiliki moral sebagai warga Negara. Mengapa sikap ini terjadi meningkat di tahun politik terutama di tahun politik ini karena kedua calon presiden adalah sudah menjadi catatan yang tersimpan memori bagi para pemerhati hak asasi manusia (HAM) secara khususnya. Kedua capres tersebut dikategorikan sebagai pelaku utama melalui kebijakan dan tindakan selama kepemimpinan-Nya . capres nomor urut 02, sebagai orang lapangan karena pernah pemimpin pasukan untuk melakukan tindakan dan menjadi catatan penting bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bagaimana dengan masyarakat Papua yang menjadi korban selama lima puluh tujuh tahun hidup dalam republik ini, presiden ganti presiden pun tidak ada tindakan yang konkret dan mendasar untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang masih mengakar di papua. Apakah masyarakat Papua masih sadar atau masih berada pada rayuan politik yang mencekik seluruh segmen kehidupan masyarakat Papua. Apakah masyarakat Papua memilih sikap golput atau ikut memilih semua berada pada tangan dan suara hati rakyat Papua untuk menentukan hak pilihnya. Bagaimana dengan para caleg di daerah, misalnya sikap masyarakat Papua menentukan sikap politik yang jelas pasti sedih karena suara mereka dipermainkan oleh anak pemilik tanah sendiri sendiri. Masyarakat Papua memelihara anjing buruannya dan melepaskan untuk mengong ternak dalam hutan raya besar yang dipimpin oleh seekor kawanan ternak atau di kebun raya di sekitar pekarangn rumah peribadi.

Yang dilepaskan ke hutan buruan besar maupun yang dilepaskan di sekitar pekarangan rumah juga tidak memiliki keahlian dalam mengong sehingga semua menjadi sia-sia dan tidak ada hasil buruan didapat. Tahun politik bagi masyarakat Papua adalah tahun istimewa dan malapetaka mengapa istimewa karena seluruh masyarakat Papua bisa menentukan hak pilih dan menentukan siapa wakil bagi mereka secara kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Tetapi dibalik itu beberapa peristiwa kemanusian yang  masih terjadi seluruh tanah Papua terutama! hari kita saksikan di Kabupaten Nduga dan peristiwa alam yang mengakibatkan banyak korban jiwa maupun seluruh hidup masyarakat sentani.

Ini semua adalah bagian dari kiamat sosial yang terjadi terhadap masyarakat Papua, mengapa terjadi? Kita tahu bahwa sistem yang sistematis dan masif terhadap masyarakat Papua melalui politik praktis secara nasional maupun lokal berjalan sesuai dengan irama politik dan menentukan pelaku-pelaku di dalamnya. Politik ini juga melalui sistemnya sehingga memberikan kebijakan kepada para kapitalis untuk menjarah dan merampok seluruh isi bumi Papua prilaku ini berkembang dalam tubuh sistem yang katanya bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Negara menekan seluruh elit lokal atas nama kepentingan Negara dan atas keadilan, kesejahteraan, kemakmuran secara eksplisit situasi ekonomi global hari ini, sehingga masyarakat menjadi korban, hutan dibabat habis untuk perusahan-perusahan besar dan pengalihan fungsi menjadi pemukiman transmigrasi dan seluruh sektor kehidupan masyarakat.

Politik dalam tahun ini menentukan masa depan bangsa Papua dari seluruh sendi kehidupan ekonomi, sosial dan politik secara khusus lingkungan sebagai sumber dari segala kehidupan, masyarakat Papua selalu berada pada posisi sebagai objek politik nasional sehingga terjadi serangan-serangan baik secara sistem maupun tindakan nyata melalui lembaga yang ada. Peran sejati kehidupan manusia adalah berguna bagi sesama manusia, baik melalui pengabdian masyarakat atau partisipasi dalam proyek kemanusian. Untuk memahami hak kekuasaan politik beserta asal-usulnya, kita memahami apakah keadaan alamiah manusia sehingga kita tidak salah menentukan siapa yang memenuhi pengamatan kita sebagai makhluk berpolitik.

Di balik jeruji-jeruji Negara hari yang terselimuti kabut kembali dan  bintang-bintang dari ufuk timur tidak Nampak mencari singgasana agungnya. Di ufuk timur cahaya sinar matahari pagi memancarkan bumi dan memberikan fotosintesis terhadap seluruh isi bumi-suga kecil. Kita menyaksikan bermain dan bernyanyi burung pada pagi hari menanti sinaran cahaya yang memberikan kehidupan. Cuaca hari tidak kondusif dan selalu mendung, hujan, Guntur dan kilat itulah hukum alam dan misteri alam. Cuaca politik di papua apakah sama dengan cuaca  yang yang terjadi di papua, kita tunggu 17 April mendatang.

Penulis adalah mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta.