
Ilaga, Berdasarkan informasi dari masyarakat yang enggan menyebutkan namanya mengatakan pada minggu 29 september 2019 telah terjadi pembakaran rumah warga dan juga terdengar suara tembakan.
Sementara itu Kapolres Kabupaten Puncak Ilaga saat di konfrimasi media papualives.com AKBP. Ari Purwanto membenarkan ,pada hari minggu tanggal 29 September Pukul 07.30 WIT, KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) kembali melakukan penembakan rentetan ke arah Posko Satgas Nemangkawi selanjutnya terlihat asap api rumah yang dibakar di 2 titik.
Utuk mengatani hal tersbut pihak kemanan dari Tim Delta berjumlah 7 orang yang dipimpin Bripka Dito keluar posko Satgas Nemangkawi melakukan tembakan balasan ke arah KKB.
Sementara Tim Blukar yang dipimpin Iptu Ziqri berjumlah 10 orang, 1 Tim Maleo yang dipimpin Letda Rocki berjumlah 10 orang, dan 1 Tim Delta yang dipimpin Bripka Dito berjumlah 7 orang melakukan pengejaran terhadap KKB dan terjadi kontak tembak antara Satgas Nemangkawi dengan KKB(Kelompok Kriminal Bersenjata) dengan berjarak 700 meter dari arah Tim, dari hasil ini termonitor 4 orang KKB yang membawa senjata laras panjang bergabung dengan masyarakat asli yang membawa busur panah kurang lebih 60 orang.
Pada Pukul 10.00 WIT, kembali terjadi Kontak Tembak antara Tim Delta dan Tim Aman Nusa dengan KKB(Kelompok Kriminal Bersenjata) selanjutnya Iptu Ziqri memerintahkan Tim Delta untuk tetap pada posisi di karenakan Tim Blukar dan Tim Maleo akan bergeser dari ketinggian melakukan penyisiran.
Dan tim lainya melakukan pergeseran menuju titik rumah terbakar yang terdapat KKB.
Iptu Ziqri menginformasikan kepada Bripka Dito bahwa Tim Blukar dan Tim Maleo telah menduduki TKP Pembakaran rumah dan namun KKB telah mundur ke arah Tagaloa, selanjutnya Iptu Ziqri memerintahkan Tim untuk kembali ke Posko Nemangkawi melaksanakan konsolidasi.
Pada Pukul 13.00 WIT, keseluruhan Tim telah tiba di Posko Satgas Nemangkawi dalam keadaan lengkap selanjutnya melanjutkan siaga posko guna mengantisipasi aksi balasan dari KKB.
Dalam baku tembak ini tidak ada korban jiwa, sementara jumlah rumah yang terbakar belum di ketahui, karena kendala jaringan yang terjadi di Ilaga, dan juga sejumlah masyarakat melakukan pengungsian dan posko, dan pengunsi terdiri dari perempuan, anak anak balita, dan juga orang tua.