
JAYAPURA – Dalam usia 52 Tahun Teruna Bakti di Waena, Ikatan Alumni ingin menghindupkan kembali SMA YPPK Teruna Bakti yang dahulu dibangun dengan pola kolese yaitu sekolah yang dilengkapi dengan sarana olahraga perpustakaan serta asrama putra putri dan kapela. Teruna Bakti artinya lebih sederhana dan dapat membantu siapa saja. sesuai dengan arti nama Teruna Bakti. Hal itu diungkapkan John NR Gobai ketua Alumni Teruna Bakti, Jumat [01/09/2023] kepada media ini sore tadi.
Gobai juga Anggota DPR Papua itu menceritakan bahwa sekolah ini telah melahirkan guru yang mengabdi di seluruh Tanah Papua dan guru-guru tersebut dalam melahirkan sejumlah orang dengan berbagai profesinya. Hal itu menurut Gobai tentu lulusan telah melahirkan banyak pemimpin berbagai bidang karena sekolah katolik ini terbuka untuk siapa saja datang menuntut ilmu termasuk asramanya baik asrama putra maupun asrama putri juga sangat terbuka untuk orang Papua non Papua katolik dan non Katolik.
” Maksud pastor asal negara Belanda membangun asrama adalah untuk membina anak-anak Papua dan non Papua. Hal itu berguna untuk membangun kesadaran solidaritas dan kebersamaan untuk bersama menyiapkan diri membangun Tanah Papua. Sebagai sesama manusia dan juga sebagai sesama anak bangsa. Bila kita lihat hari ini dimana manusia hidup dengan ego kedaerahan, ego kelompok.”ungkap Gobai [01/09/2023] kutip media.
Sehingga menurut Gobai, dirinya merenung perlu kembali pendidikan asrama berpola kolese memperhitungkan atau memprediksi bahwa pada suatu waktu orang Papua akan hidup dalam sekat sekat, kotak-kotak dengan egonya masing-masing Hal ini ditandai dengan banyak dibangunnya asrama-asrama pada masing-masing daerah kabupaten.
” Ini menjadi tantangan bagi kita apakah mau membangun kembali asrama-asrama yang pernah dibangun oleh para misionaris asal Belanda pada waktu lalu untuk terus membangun dan mempertahankan solidaritas dan kebersamaan generasi Papua hari ini untuk masa depan Papua atau kah hanya membangun seminari khusus Katolik yang rasanya bertentangan dengan arti Teruna Bakti.”tuturnya.
Selaku ketua Alumni Teruna Bakti melalui momentum 52 tahun Teruna Bhakti pihaknya ingin mengingatkan kepada semua sebuah mandat dari Alumni Teruna Bakti yang disampaikan kepada dua Uskup baik Uskup Emeritius Keuskupan Jayapura maupun Uskup Jayapura untuk mengembalikan SMA Teruna Bakti pada Pola Kolesenya dengan semangat membangun pendidikan di Tanah Papua.
” Seperti yang pernah dilakukan pada waktu lalu oleh para misionaris Belanda pendidikan berpola Kolese yaitu adanya sekolah dan asrama putra dan putri, lapangan, kapela dan perpustakaan di Teruna Bakti Waena Jayapura, semua bangunannya masih ada dan lengkap.”ucap Gobai kenang masa lalu.

Kesempatan itu, Mewakili ribuan Alumni Teruna Bakti Gobai juga menyinggung soal pendanaan atau biaya untuk bersama-sama harus mencari dana dengan modal awal yang telah ada dalam rekening pengurus Alumni. Pihaknya juga meminta agar asset yang dialihfungasikan dapat segera dikembalikan.
” Menghidupkan kembali asrama putra sebagai satu kesatuan dengan asrama putri yang masih ada dengan nama asrama Santa Clara dan fasilitas lainnya yang telah alih fungsi dan berubah namanya agar dikembalikan atau direvitalisasi kepada Sekolah berasrama Teruna Bakti Waena Jayapura.”pintanya ketika menghubungi media ini.
Perlu diketahui, SMA YPPK Teruna Bakti Waena Jayapura adalah sekolah yang dahulunya adalah SPG Teruna Bakti Waena, SGB Biak, dan ODO yang dibuka pertama di Fakfak kemudian pindah ke Nabire, kokonao dan kemudian ke lembah heram waena kota Jayapura. Tanggal 1 September 2023 berusia tepat ke 52 tahun usia cukup tua, telah tercatat sebagai salah satu sekolah tua di tanah Papua.