JAYAPURA – Pria kelahiran Waghete kabupaten Deiyai, Tanggal 20 April 1992 Amison Frank Dogopia atau kerap di panggil AFD. Sejak awal mengenal olahraga Rugby sejak masa usia remaja saat masih duduk di bangku Sekolah SMK Negeri 1 Kuala Kencana Mimika di kabupaten Mimika kini Provinsi Papua Tengah tahun 2008 silam.
Lanjutnya, Pada tahun 2010 AFD setelah menamatkan sekolah SMK melanjutkan pendidikan di Jayapura Provinsi Papua. Pada tahun 2011, Saat itu AFD bertemu dengan dua pemain Rugby dari Timika bernama Imanuel dan Ulis yang saat itu bersama- sama bermain Rugby di Timika.
Bersama kedua rekannya mereka punya ide yang baik ingin bangun olahraga Rugby di daerah Mamta, khususnya di kota Jayapura. Kini disebut induk Ibu kota Provinsi Papua itu. Hal ide itu membebani AFD dan rekannya membuat setiap hari mereka selalu hadir untuk memperkenalkan olaraga Rugby di Lapangan Sepakbola Trikora, Abepura Jayapura.
Pada tahun 2011 – 2013 lalu , hanya mereka bertiga di lapangan karena Olararaga Rugby relatif baru di wajah orang-orang yang berdomisi di kota Jayapura. Tapi berjalannya waktu ada yang mulai menanyakan tentang olahraga Rugby. Tapi hanya sebatas tanya selama kurang lebih tiga tahun. Namun sejak tahun 2014 sudah mulai ada yang bergabung dan menjadi teman latihan mereka. Kini kemudian mulai semakin banyak hingga tahun 2015 mereka membentuk sebuah Team Tim Rugby baru di Kota Jayapura. Mereka beri nama “Holandia Rugby”.
AFD bersama rekannya serta teman-teman lainnya Team Holandia Rugby sepakat menetapkan logo bersama dalam satu ide yang bisa mewakili semua identitas Papua. Di tahun 2015 lalu mereka pertama kali ikut pertandingan Rugby Papua Open Turnament di Kabupaten Timika, dan Team Holandia Rugby berhasil membawa juara satu usai mereka mengalahkan Team perwakilan Provinsi Bali.

Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bahwa Amison akrab disapa AFD juga merupakan Putra asal wilayah adat Meepago itu turut berkontribusi besar memperkenalkan atau merintis olahraga Rugby di kota Jayapura, dan sukses membentuk tim Holandia Rugby. Tahun 2018 Amison keluar dari Tim Holandia Rugby yang mereka mendirikan pada tahun 2011. Amison dan rekan timnya bernama Agustinus membentuk satu tim lagi. Diluar dari tim Holandia Rugby.
Pria asal kabupaten Deiyai ini juga telah merangkul beberapa adik – adiknya yang masih awam dengan olaragah Rugby untuk memulai melatih mereka. Berjalannya waktu, semakin banyak anak muda yang ikut bergabung latihan sejalan waktu bersama rekan-rekannya mencari nama dan membentuk Team yang telah memutuskan dengan nama Team Black Warrior ditahun yang sama juga di 2018 itu merekaĀ mengikuti Papua Open Turnament di Lapangan Trikora Jayapura Papua, tim Black Warrior yang mereka baru bentuk keluar sebagai Juara 1 usai mengalahkan juara bertahan Tim Buginme Rugby.
Atas beberapa prestasi yang diraih AFD di tahun 2018 resmi telah terdaftar sebagai pemain Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, namun karena ada miss komunikasi hingga Amison di coret dari tim PON Papua. Beberapa minggu kemudian setelah dicoret dia langsung di oleh Pengurus Rugby Bali untuk bergabung dengan Team Bali ikut Prapon/Kualifikasi setelah usai ikut babak Prapon/kualifikasi tahun 2020 itu dirinya pulang ke kabupaten Nabire.
Amison juga mengakui bahwa dia tidak pernah lepaskan mimpi yang besar untuk terus membesarkan olaraga Rugby di Papua. Di Nabire dia sudah pelajari aktivitas olahraga, AFD juga sudah punya catatan untuk kondisi tubuh dan fisik pemudaĀ khususnya di wilayah Meepago dia menilaiĀ fisik dan mental dilihat sangat berpotensi dari segi fisik dan mental.
Dirinya juga telah berkomunikasi dengan pengurus Rugby di Provinsi Papua, yakni ketua harian, bapak George Deda selaku ketua Paersatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) harian Pronvinsi Papua. Pada Tahun 2021 AFD di lantik sebagai ketua PRUI Kabupaten Deiyai dengan modal semangat yang ada makin tinggi dan membara dalam dirinya, ada wadah resmi yangĀ bisa memulai mewujudkan cita-citanya kedepan untuk olahraga Rugby walaupun sponsor belum ada dirinya telah juga mulai merangkul pemuda yang terlihat berpotensi dalam olahraga Rugby di Meepago.
Dia menceritakan bahwa telah juga ketemu satu per satu mendekati, bahkan pergi ke rumah untuk menjemput mereka untuk membawa untuk mengenali olahraga Rugby di lapangan dengan harapan ingin menjadikan mereka pemain Rugby yang profesional di tingkat Nasional maupun Internasional.
Berkat komitmen dan latihan yang baik, Maka pada tahun 2022, AFD berhasil membentuk satu Team Rugby yakni Tigi Peku Rugby di Nabire. Ini merupakan Team Rugby pertama dalam sejarah di Papua Tengah telah merintis dan melukiskan sejarah baru seperti di kota Jayapura bersama rekannya pernah membentuk Hollandia Rugby dan Black Warrior Rugby.
Berdasarkan informasi dalam wawancara eksklusif, Amison juga menyampaikan dirinya sampai hari iniĀ masih jatuh bangun, setiap hari mencari pemain dan terus melatih di lapangan sepakbola dan melatih fisik di Pantai. Dengan Harapan besar ingin diraih Amison Frank Dogopia disingkat AFD dapat mencetak pemain-pemain profesional dan membentuk tim Rugby yang solid untuk Papua Tengah kedepan dan juga dapat mengharumkan nama Papua melalui olaraga Rugby selalu menjadi misi besarnya kedepan.
Berdasarkan penelusuran, bahwa adanya atlet Rugby asal Papua pernah mewakili Sea Games di Manila 2005 silam, Rugby Indonesia yang nyaris didominasi atlet Papua. Tak tangung-tangung, dari 12 atlet Rugby Indonesia, 9 di antaranya merupakan atlet asal Papua. Kala itu, George Deda mengemban kapten Rugby Indonesia dan mempersembahkan medali bagi sang Garuda Indonesia.
Akhir kata, Semangat selalu buat AFD,Ā Amison sendiri saat ini sebagai ketua Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) Kabupaten Deiyai dan masih melatih tim dan pemain barunya di Kabupaten Nabire di Provinsi Papua Tengah.
Tulisan ini diolah dari hasil wawancara langsung dengan Amison Frank Dogopia alias AFD oleh Mr.Nomen