NABIRE – Ikatan Lahir Besar Puncak , Puncak Jaya (Anlabeppuja) – Papua menyerahkan bantuan berupa uang tunai 10 juta dan babi besar dua ekor untuk masyarakat suku Lanny korban konflik Topo. Pemberitan bantuan tersebut dengah harapan agar kedepan persoalan sengketa tanah di Topo segera dapat diselesaikan secara adat melalui upacara perdamaian agar kedepannya tidak ada konflik lagi antara suku mee dan suku lanny.
Bantuan diterima oleh perwakilan masyarakat suku lanny yang bermukim sanoba atas. Berlangsung di halaman kampung sanoba atas, Rabu [13/09/2023] siang yang dihadiri seluruh penggurus dan anggota Anlabepuja serta Senior yang disaksikan puluhan masyarakat Lanny.
ANLABEPPUJA Itu terdiri dari anak pernakan dari bapa atau mama, anak anak yang lahir dan besar di puncak dan puncak Jaya. Memberikan bantuan kepada masyarakat lani korban konflik topo melalui penggalangan dana secara sukarela dari anggota ikatan serta menggumpulkan donasi dari berbagai pihak.
Ketua Anlabeppuja Papua, Frans Kotouki dalam penyampaiannya mengatakan maksud dan tujuan Anlabeppuja mengantar bantuan point pertama adalah kami Anlabeppuja terdiri dari lima distrik induk yaitu sinak , Mulia, Ilu , Beoga dan Ilaga.
” Kami antar sumbangan babi dan uang ke keluarga pihak Lanny. Kami anggap bahwa kami punya Orangtua perintis pernah merintis ke lima distrik ini. Sehingga kami sudah anggap bahwa itu keluarga kami dan kami lahirpun disitu. Sehingga anggapan kami Anlabeppuja sudah merintis daerah itu dan itu sudah kami anggap keluarga kita.”kata Frans [13/09/2023] di Sekretariat Anlabeppuja di Nabire.
Mewakili Anlabeppuja-Papua Kotouki mengakui bahwa orangtua dari Anlabeppuja sudah kawin silang baik dari suku mee , pesisir maupun pendatang. Pihaknya melakukan penyerahan bantuan tersebut dibawah payung hukum Anlabeppuja memberikan bantuan kepada masyarakat suku Lanny di Nabire.
” Kami sangat erat memahami suku ,budaya, ras serta kehidupan rakyat ke lima distrik induk ini yang jelas kita sudah tau budaya cara hidup mereka diatas.”ucapnya kepada wartawan.
Kesempatan sama, Elimelek Degei Selaku Senior Anlabepuja- Papua berpesan kepada seluruh anggota Anlabepuja agar selalu berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini agar semua dapat berpartisipasi. Selain itu dirinya berpesan kepada semua pihak terutama pemerintah agar merespon secara cepat proses perdamaian konflik topo.
” Saya berharap ke delapan Bupati di Provinsi Papua tengah dan Gubernur tolong datang ke tempat di Sanoba dan coba membangun komunikasi dan mengikuti proses tahapan proses secara adat kawan kawan di Sanoba. Dengan demikian saya pikir persoalan ini bisa kita selesaikan tetapi tidak ditangani dengan cepat maka yang terjadi pembiaran dilakukan oleh pemerintah.”ungkap Degei kepada wartawan.
Berdasarkan informasi di himpun media ini bahwa, Masyarakat Suku Lanny korban konflik Topo selama ini kami rindu ada kehadiran pemerintah menyelesaikan persoalan. Sehingga kehadiran Anlabeppuja-Papua masyarakat berharap bisa lmenyelesaikan persoalan konflik topo selama ini belum ada penyelesaian secara adat suku Lanny.
Adapun Sumbangan uang tunai serta dua ekor babi besar itu besar harapan agar kedepan persoalan sengketa tanah di Topo itu agar selesai secara budaya cepat prosesnya berjalan baik. Provinsi Tengah yang baru terbentuk ini kedepannya bisa menjadi sebuah “Honai” bersama agar dapat bisa benahi bersama-sama untuk membangun negeri ini.