Bintuni,Dalam rancangan proyek perubahan (RPP) Bangun Perempuan Bintuni Kreatif Melalui Wisata Kuliner Manggrove yang disusun oleh Jacomina Jane Magdalena Fimbay, S.Pd dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan tingkat II (PIM II) angkatan III pada Badan Pengembangan SDM Provinsi Bali Tahun 2017 menyebutkan bahwa latar belakang dari RPP itu disusun karena Teluk Bintuni merupakan wilayah terluas di Provinsi Papua Barat yang terdiri dari 24 distrik dan 115 kampung dan 2 kelurahan.
Kabupaten Teluk Bintuni memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan potensi yang terbesar dari sektor pertanian, kelautan, perikanan dan pertambangan. Namun potensi alam ini belum dikelola secara optimal sehingga belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Masih banyak perempuan-perempuan di Teluk Bintuni yang hidup dalam kemiskinan karena belum terbangunnya ekonomi kerakyatan yang memanfaatkan potensi lokal yang tersedia.
Permasalahan mendasar dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak yang terjadi selama ini adalah rendahnya partisipasi perempuan dan anak dalam pembangunan. Di samping masih adanya berbagai bentuk praktek diskriminasi terhadap perempuan.
Permasalahan lainnya mencakup kesenjangan partisipasi politik kaum perempuan yang bersumber dari ketimpangan struktur sosiokultural masyarakat yang diwarnai penafsiran terjemahan ajaran agama yang bias gender.
Dalam konteks sosial, kesenjangan ini mencerminkan masih terbatasnya akses sebagian besar perempuan terhadap layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih tinggi, dan keterlibatan dalam kegiatan publik yang lebih luas. Melihat kondisi tersebut, project leader selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Teluk Bintuni membuat suatu inovasi dengan judul “Bangun Perempuan Bintuni Kreatif Melalui Wisata Kuliner Manggrove” yang tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan perempuan asli Bintuni.
“Harapan saya adalah Perempuan Asli Bintuni bisa lebih kreatif dalam mengolah sumber daya alam sehingga nantinya dari hal tersebut mereka mendapatkan penghasilan,” ungkap Kepala DP3AKB Teluk Bintuni Jacomina Jane Magdalena Fimbay Rabu (15/11/2017).
Jane Fimbay menjelaskan, DP3AKB Teluk Bintuni mempunyai peran dan posisi penting baik dalam upaya mensukseskan visi dan misi Pemerintah Daerah Teluk Bintuni maupun dalam pencapaian tugas pokok dan fungsi OPD.
Adapun tujuan jangka pendek dari project leader tersebut yaitu, terlaksananya pemberdayaan ekonomi masyarakat asli melalui pengolahan potensi bakau (Manggrove), terbentuknya kelompok usaha masyarakat (perempuan asli) pengolahan Bakau (Manggrove), terwujudnya pedoman pemberdayaan perempuan asli Bintuni dalam Pengolahan Bakau (Manggrove), terwujudnya SK. kelompok pemberdayaan perempuan bakau/mangi-mangi (manggrove).
Sementara jangka menengah meliputi, terlaksananya pemberdayaan ekonomi wisata kuliner Manggrove pada Distrik lainnya di Teluk Bintuni, semakin berkembangnya peran perempuan lokal pelaku ekonomi keluarga. Menyiapkan anggaran pemberdayaan ekonomi kreatif.
Adapun tujuan Jangka Panjang yaitu terwujudnya ekonomi kreatif perempuan melalui pemanfaatan potensi lokal melalui pengolahan kuliner manggrove, meningkatnya kesejahteraan masyarakat Teluk Bintuni.
Manfaat bagi masyarakat yaitu, meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui penjualan produk olahan manggrove, memberikan keterampilan bagi perempuan asli dalam mengolah mangrove menjadi produk makanan bernilai jual tinggi, menciptakan kesempatan usaha baru bagi asli perempuan, meningkatkan ketahanan pangan.
Sementara manfaat bagi organisasi adalah laju pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat, potensi lokal dimanfaatkan secara optimal, Mewujudkan ekonomi kerakyatan. Sasaran rencana inovasi adalah kelompok-kelompok Perempuan asli di Bintuni, masyarakat Teluk Bintuni.
Kegiatan RPP ini mempunyai ruang lingkup sebagai berikut Pemberdayaan Perempuan, Akses Ekonomi serta Wisata Kuliner. Kemudian dalam identifikasi masalah, dapat diuraikan bahwa kualitas hidup dan peran perempuan sangat di perlukan karena kualitas kehidupan perempuan masih jauh lebih rendah dari laki-laki.
Demikian pula halnya dengan anak yang merupakan generasi penerus perlu di tingkatkan kesejahteraan dan perlindungannya. Demikian juga kondisi Perempuan di Teluk Bintuni masih jauh lebih rendah dari apa yang diharapkan.
Berbagai kebijakan dan program pemerintah telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui sosialisasi, advokasi, pembinaan dan pelatihan tetapi masih terdapat permasalahan masih dihadapi. Seperti tingkat kekerasan kepada perempuan dan anak, masih terbatasnya akses pendidikan buat perempuan, lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender. Dan lain sebagainya.
Dari persoalan yang ada salah satu strategi peningkatan peran perempuan dalam meningkatkan kualitas dirinya. Peluangnya sumberdaya alam yang ada dan SDM perempuan sebagai pelaku ekonomi keluarga harus di berdayakan dan dibina dan sektor lainnya yang dapat peningkatkan kualitas hidup perempuan, keberdayaan perempuan di bidang ekonomi merupakan salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan keluarga.
Analisa masalah meliputi faktor internal yang menjadi kekuatan meliputi potensi sumber daya alam, adanya kelompok-kelompok binaan, wabah untuk hasil produk tersedia. Sedangkan yang menjadi Kelemahan meliputi, masih rendahnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan SDM, kurang minat kelompok perempuan dalam mengelola SDA, masih lemahnya permodalan di tingkat kelompok, kewajiban di lingkungan keluarga.
Sementara faktor eksternal meliputi peluang yaitu tingginya potensi pasar produk hasil, prospek pemasaran hasil di Bintuni dan luar Bintuni. “Sementara yang menjadi ancaman yaitu keadaan iklim yang tidak bisa di prediksi, Maggrove mengikuti Musim atau berbuah secara berkala,” terangnya.
Jane Fimbay juga mengungkapkan perubahan yang ingin diwujudkan meliputi inovasi dimana permasalahan mendasar pembangunan adalah belum tersentuhnya hasil pembangunan ke kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Karena memiliki daya tawar yang rendah maka kelompok ini sering terabaikan dalam pembangunan. Kelompok rentan ini meliputi penduduk miskin, penduduk penyandang cacat, penduduk wilayah terpencil, penduduk usia lanjut, petani, nelayan dan sebagainya. Dalam kelompok-kelompok tersebut perempuan dan anak adalah kelompok terbesar yang seharusnya juga mendapatkan perhatian.
Teluk Bintuni yang kaya akan sumber daya alam memiliki potensi sumber daya alam yang dapat diolah secara baik dan langsung oleh masyarakat. Pengolahan sumber daya alam dimaksud dapat diolah menjadi makanan variatif sebagai alternative usaha baru, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Teluk Bintuni, terutama masyarakat yang adalah kaum perempuan.
Potensi Lokal ini juga dapat di kembangkan untuk menunjang wisata local di Kabupaten Teluk Bintuni. Seperti berbagai macam kuliner sesuai dengan kearifan daerah dan juga pengembangan produk-produk kerajinan tangan sebagai souvenir bagi tamu yang berkunjung ke Bintuni.
Hal inilah yang mendasari pemikiran reformer dalam melakukan terobosan melalui proyek perubahan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat (perempuan) suku asli dalam pengolahan Sumberdaya Alam sesuai dengan kearifan Daerah.
Output atau tujuan dari rancangan proyek perubahan “Bangun Perempuan Bintuni Kreatif Melalui Wisata Kuliner Manggrove “adalah sebagai berikut, tersusunnya tim efektif, tersusunnya SK Kepala Dinas tentang pemberdayaan komunitas perempuan kreatif.
Adanya materi pelatihan, adanya pedoman pelaksanaan pelatihan, terciptanya SOP pelatihan, terlaksananya pelatihan. Sedangkan outcome dari rancangan proyek perubahan “Bangun Perempuan Bintuni Kreatif Melalui Wisata Kuliner Manggrove” adalah terjaminnya keadilan gender dalam berbagai perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publik; menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki.
Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak; serta peningkatan kesejahteraan perempuan. Tujuan dari proyek perubahan ini adalah sebagai berikut, tujuan Jangka Pendek yaitu Terlaksananya pemberdayaan ekonomi masyarakat asli melalui pengolahan tanaman Manggrove, Terbentuknya kelompok usaha masyarakat (perempuan asli) pengolahan SDA.
Tujuan Jangka menengah meliputi, terlaksananya pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat pada distrik lainnya di Kabupaten Teluk Bintuni, semakin berkembangnya peran perempuan lokal pelaku ekonomi keluarga. Tujuan jangka panjang meliputi, terwujudnya ekonomi kreatif perempuan melalui pemanfaatan potensi lokal, meningkatnya kesejahteraan masyarakat Teluk Bintuni.
Manfaat dari proyek perubahan “Strategi Pemberdayaan Komunitas Masyarakat Ekonomi Kreatif (Bangun Perempuan Asli Bintuni) adalah pertama, menjadikan perempuan mandiri dan berkualitas, kedua, terciptanya ruang partisipasi perempuan dalam pembangunan baik untuk kepentingan politik, sosial, ekonomi dan budaya bersamaan dengan terbentuknya wadah penyaluran aspirasi. Serta ketiga meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan,” harapnya.
dmd/kadate