
NABIRE – Pelayanan Jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia sangat beragam terutama di wilayah Pedalaman Papua. Jaringan Internet sangat dibutuhkan masyarakat terutama masyarakat yang aktif bersosial media.
Papua merupakan daerah yang kaya akan emas dan sumberdayaalamnya. Beberapa waktu lalu terdengar informasi viral di media massa di Indonesia, kuota data internet 1 GB di Papua ditukar alias barter dengan 1 Gram emas. Hal itu mendapat tanggapan dari Praktisi IT di Papua, Fransiskus Kobepa mengatakan adanya viral video itu menunjukan sebuah hal yang sangat ganjil secara ekonomi sebab setiap barang ada ketentuan harga setiap barang.
” Melihat secara dekat dan jelas hal dari sisi hukum sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang sudah ada. Sebab pemerintah sudah menetapkan harga-harga masing-masing produk dan barang.” kata Kobepa, Sabtu (25/8/2021) sore kemarin.
Selain itu, Kobepa yang juga Relawan TIK Papua itu menyayangkan adanya proses transaksi berter jual beli di lokasi pedalaman berlokasi di pendulangan emas itu jauh dari pengawasan dari Pemerintah setempat, terutama aparat penegak hukum TNI/Polri yang mungkin sudah melintas tempat tersebut.

” Pemerintah setempat, dan masyarakat perlu penyikapi hal ini karena saat ini untuk membeli suatu barang harus menggunakan uang bukan barter barang. Saya berharap aparat keamanana disana, terutama penegak hukum segera melaporkan hal hal semacam ini, karena sudah jelas tidak sesuai aturan harga barang yang ada.” harapnya.
Menurut informasi dihimpun media ini, Video viral itu pertontonkan dua pemuda yang sedang berbelanja di warung. Mereka Berniat menukar dengan menggunakan emas. Selain barter kuota internet adapula ditukar dengan sembako berupa gula dan kopi.