Beranda News Begini Hasil Rapat Koordinasi Tim Kerja Afirmasi MRP

Begini Hasil Rapat Koordinasi Tim Kerja Afirmasi MRP

1128
Suasana kegiatan rapat koordinasi dengan mahasiswa dari lima wilayah adat di provinsi Papua berlangsung di Hotel Horison Padan Bulan Jayapura. (Foto:Michael/PapualIves)

JAYAPURA – Majelis Rakyat Papua (MRP) yang tergabung dalam tim kerja pansus Afirmasi melakukan rapat koordinasi dengan mahasiswa Papua yang sedang menempuh pedidikan di kota study Jayapura. Yang menjadi peserta dalam rapat koordinasi adalah mahasiswa dari 5 wilayah adat, diantaranya, Lapago, Mee-Pago,Animha,Tabi dan Saireri.Hal ini dilaksanakan  pihak MRP yang diselenggaran melalui tim kerja Afirmasi yang di ketuai oleh Bpk. Edison Taanati, Bertemapat di Hotel Horizon Padang Bulan, Abepura Jayapura Papua, Jumaat (23/04/2021) kemarin.

Menghadirkan mahasiswa dari perwakilan lima wilayah adat berhasil hasilkan rekomendasi. Salah satu adalah Mahasiswa minta kepada pemerintah hal ini Gubernur Papua memberi ijin kepada semua kampus untuk melakukan kuliah Offline dangan mematuhi protocol kesehatan. Kesempatan itu, MRP juga meminta untuk memasang Wi-Fi (Internet) di beberapa asrama lima wilayah adat. Guna mempermudah kuliah online di massa pandemic Covid 19.Namun mahasiswa menolak untuk memasang Wi-Fi dengan alasan mahasiswa menolak pemasangan Wi-Fi di tiap – tiap asrama, adalah SKS sebelum Covid-19 mucul 3 jam kuliah namun kini hanya kuliah online hanya 45 menit  itu ada pulsa data. Dengan adanya pertimbangan ini, maka mahasiswa minta agar kuliah tatap muka.

Usai Rapat Koordinasi, Edison Tanati ketua tim Afirmasi menyampaikanpada prinsip MRP akan menindaklanjuti beberapa rekomendasi yang di hasilkan oleh mahasiswa dari lima wilayah adat dalam rapat koordinasi. Salah satunya adalah mahasiswa mau kuliah Offline.

“Semua saran,usulan,masuk dan rekomendasi dari mahasiswa melalui rapat koordinasi, Kami pun siap menindaklanjuti kepada pemerintah daerah dalam hal kepada Gubernur Papua dalam waktu dekat”jelas Tanati kepada media papualives.com,Jumat,(25//2021) kemarin.

Lanjutnya, Mahasiwa Papua yang kuliah di Papua, di luar Papua maupun di luar negeri,. Pemerintah harus menyiapkan mereka dengan baik, karena mahasisa Papua adalah Aset Papua dan perlu untuk sumber daya manusia

Selain itu , Pihaknya berharap pemerintah harus menjadikan mahasiswa sebagai cermin karena merekalah yang akan melanjutkan tongkat estafet di Papua.

“Beberapa kampus yang ada di tanah Papua harus di perkuat fasilitas agar kita kirim mahasiswa di luar Papua untuk menempuh pendidikan strata satu di Papua”harapnya kepada media ini.

Sesuai informasi yang dihimpun media papualives.com. Dalam rapat koordinasi telah hasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :

1. Mahasiswa Papua Mau Kuliah Offline atau tatap muka.

2.Mahasiswa minta Pemerintah Provinsi Papua serius untuk pemperkuat pendidikan di tanah Papua, untuk mengirim pengirim mahasiswa diluar Papua karena pendidikan di Papua adalah jatih diri orang Papua itu sendiri.

3. Mahasiswa Minta kepada Pemerintah Provinsi Papua, Mahasiswa dikirim keluar kuliah di negeri hanya untuk Strata 2,3.
Mahasiswa minta pemerintah provinsi Papua dan pemerintah kabupaten kota wajib mempehatikan asrama asrama mahasiswa yang ada di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura guna melengkapi fasilitas pendidikan di asrama, memeberika perpustakaan dan lainnya.

4.Mahasiswa minta kepada pemerintah provinsi Papua dalam hal ini beasiswa otsus harus merata ke semua aspek masyarakat dan di utamakan kepada anak anak orang petani dan nelayan.

5.Mahasiswa meminta kekhususan beasiswa kepada mahasiswa yang kuliah di dalam Provinsi Papua.
Mahasiswa minta kepada pemerintah provinsi untuk menghilankan nepotisme untuk beberapa jalur beasiswa sekolah kedinasan dan memberikan ruang penuh kepada anak penatani dan nelayan.

6.Mahasiswa minta, seribu Doktor eh pemerintah provinsi yang di kirim keluar negeri hanya untuk buang anggara oleh karena itu, kami mahasiswa Pemerintah bangun kampus berbasis internasional dan system serta tenaga pengajar kontrak dari luar negeri, agar satu juta sarjana yang dilahirkan oleh kampus itu sendiri.