
Oleh Felix Degei
MEMBACA dan menyimak judul dari tulisan ini, pasti tidak sedikit orang yang akan penasaran dan bertanya; mengapa seperti itu? Namun, ketahuilah bahwa tulisan ini akan coba mengangkat masalah serius yang sedang mengakar dalam keseharian hidup manusia pada abad 21 ini. Sehingga, pada bagian selanjutnya akan dibahas secara detail mengenai; Apa itu ‘gadget’ dan ‘kutubuku’? Apa saja ciri-ciri seorang ‘kutu buku’? Mengapa disebut ‘gadget’sedang membunuh para ‘kutu buku’? Dan, apasaja dampaknya serta solusiuntuk mengatasinya?Dengan adanya Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yangsangat pesat dapat membawa banyak dampak dalam keseharian hidup manusia.Entah itu dampak positif juga negatif bagi para penggunanya. Terlebihkhusus setelah adanya banyak penemuan alat-alat canggih yang sangat sederhana dan memanjakan manusia antara lain salah satunya adalah gadget.Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari Bahasa Inggris, yang artinya suatu peranti, instrumen atau alat yang memiliki tujuan dan fungsi praktisyang secara spesifik dirancang lebih canggih dibanding dengan teknologiyang diciptakan sebelumnya. (bdk.id.m.wikipedia.org).
Perbedaan antara gadget dengan teknologi yang lainnya adalah unsur kebaruandan berukuran lebih kecil serta sangat mudah dalam pemakaiannya (praktis).Ia bisa dibawa kemana saja dan kapan saja oleh para pengguna (portable).Sehingga, ia sungguh memanjakan pengguna dalam keseharian hidupnya.Sebagai contoh komputer merupakan alat elektronik yang dibuat dalam bentukgadget yakni laptop, notebook ataupun netbook. Sementara telepon dibuatjadi telepon pintar (smartphone) seperti iphone dan blackberry. Salah satufitur terkenal dan paling menarik dari gadget saat ini adalah adanyalayanan internet.Sementara, Kutu Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalahorang yang senang membaca dan menelaah buku di mana saja. Sehingga, sangatjelas bahwa ia hanyalah sebuah sapaan yang akrab bagi siapa saja yang gemardalam hal membaca buku.Berikut ini adalah 10 ciri seorang ‘kutu buku’ yang dirangkum oleh Bintang.com, Jakarta, edisi (04/07/2015).
Kesepuluh ciri tersebut, antaralain:“
a). Selalu meluangkan banyak waktu untuk membaca ketimbang browsing diInternet dan mengerjakan hal lain yang sifatnya outdoor;
b). Selalu bawabuku-buku favoritnya kemana pun pergi;
c). Sering sampai tertidur denganbuku masih di atas kasur;
d). Selalu sangat tertarik dengan karakter yangada di dalam buku;
e). Tidak pernah bosan membaca buku yang samaberkali-kali;
f). Merasa kesal ketika cerita itu difilmkan, karena mulaidari karakter sampai alur cerita enggak ada yang pernah sama;
g). Lebihmemilih berada di rumah untuk baca buku ketimbang jalan-jalan ke luarbersama teman-teman;
h). Selama membaca buku itu, seakan tenggelam dalamcerita yang dikisahkan; i). Menganggap orang yang enggak suka baca bukuadalah orang teraneh sedunia; dan
j). Setelah selesai membaca satu hanyabutuh waktu beberapa saat untuk menikmati sensasi dari kisah dalam buku.Tapi, dengan segera akan mulai membaca buku lain.”Membaca telah lama dikenal sebagai salah satu aktivitas yang digemari oleh banyak orang.
Oleh karena itu, ia selalu dikategorikan dalam kegiatankegemaran rutin seseorang yang lazim disebut hobi (hobby). Sehingga, bagi orang yang hobi membaca buku merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya.Meski demikian, kini dengan adanya berbagai merk gadget yang sangat canggihtelah mengubah gaya hidup dari setiap orang.Dimana-mana kini orang selalu jalan dengan gadget di tangan. Entah itu di jalan raya, di atas kendaraan,dalam kelas atau tempat belajar, mall, pesawat terbang bahkan ditempat-tempat ibadah seperti gereja, masjid dan lain-lain.
Dampak itupun kini telah terjadi pada para kutu buku yang notabenekeseharian hidupnya selalu bersama dengan buku. Namun, posisi buku yangselalu ada di genggaman tangannya itupun telah dirampas oleh sang gadgetyang dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna itu.Dengan gadget orang bisa mengakses apa saja, kapan saja dan dari dimanasaja. Asalkan ada pulsa paketan serta jaringan internetnya. Entah itu maumencari, membaca, menonton ataupun mengunduh data informasi apa saja yangsedang dibutuhkan. Caranya tidak susah, cukup hanya ketik kata kunci padalaman google pencarian. Selanjutnya, akan muncul banyak pilihan danpengguna hanya memilih sesuai dengan kebutuhan saat itu.Selain itu, gadget kini juga telah dilengkapi dengan banyak aplikasipermainan yang bisa membuat orang kecanduan. Terlebih dengan adanyapermainan online (game online). Di sana tersedia semua jenis permainan,seperti; Point Blank, Ragnarok, Atlantica, Angry Birds, Dragon Nest,AyoDance, Dot.A, Yulgang, Street Dance, Counter Strike, Criminal Case danlain-lain.
Akhirnya, dengan adanya banyak jenis media jejaring sosial juga berpotensiorang lupa akan kewajiban sehari-hari. Jenis media sosial yang sedang ramaidigunakan oleh semua orang saat ini, seperti facebook, twitter, bbm,whatsApp, telegram, line, instagram, path, dan lain-lain.Tentu kondisi seperti ini sangat berpotensi untuk mematikan kebiasaan orangdengan rutinitasnya. Termasuk salah satunya bagi para kutu buku yang selalubersama dengan buku untuk terus membaca. Betapa tidak mungkin, nyatanyagadget telah memudahkan dalam mengaksessemua informasi yang dibutuhkan.Sehingga, semua hal tersebut di atas pasti akan membuat semangat dan etosuntuk membaca dari sumber naskah atau buku teks cetakan akan cepat memudar.Jenis bacaan yang kini terlihat mulai dilupakan adalah seperti koran,majalah, jurnal hingga buku cetak. Padahal informasi-informasi yangtersedia secara online seringkali tidak akurat.Dengan melihat indikator perubahan kebiasaan di atas, dapat disimpulkanbahwa benar “Gadget sedang Membunuh Para Kutu Buku.” Padahal kita telahketahui bersama bahwa aktivitas membaca buku sama halnya denganmengeksplorasi dunia dalam sekejap. Sehingga lazim orang katakan bahwa‘buku sebagai jendela dunia.’Dampak negatif dari adanya gadget ini, terjaditidak hanya pada orangdewasa. Akan tetapi, ia justru sangat nampak dan rawan bagi anak-anak danremaja. Padahal mereka adalah usia yang sangat potensial dan harapansebagai generasi penerus bangsa kelak. Mereka juga boleh dikatakan paracalon kutu buku yang akan menjadi korban karena adanya gadget.Hal kekwatiran akan bahaya penggunaan gadget terhadap anak-anak ini telahdiungkap melalui berbagai media massa. Komentarnya baik dari peroranganmaupun lembaga yang peduli dan berkaitan dengan masalah pendidikan dankesehatan pada anak-anak.“Salah satu dampak yang terjadi pada anak-anak sekarang adalah mereka lebihmau diceritakan dibanding cari informasi sendiri. Belum lagi Anak TK sampaiSD yang harusnya banyak bibit buat suka baca malah suka main gadget.” UjarTiffani salah seorang Jurnalis Senior Indonesia. Sebagaimana dilansir pada Okezone.com,(Kamis19/11/2015) lalu.Ia juga mengajak agar para orangtua tidak hanya meminta anak belajar danbaca, tetapi juga mengarahkan pada kegiatanyang lebih positif. Misalnyaajak anak-anak ke toko buku atau perpustakaan supaya mereka tahu. Janganhanya difasilitasi dengan gadget yang canggih yang buat mereka kecanduanmain game.“Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat dan Kanada menekankan perlunya AnakUsia 0-2 tahun sama sekali tidak terpapar gadget. Sementara anak 3-5 tahundibatasi satu jam per hari dan dua jam untuk anak 6-18 tahun. Namunfaktanya, anak-anak justru menggunakan gadget 4-5 kali lebih banyak darijumlah yang direkomendasikan,” sebagaimana dirilis pada Kompas.com (12 Mei2014).Bahkan, seorang dokter spesialis Anak asal Amerika Serikat Cris Rowanmengatakan, perlu ada larangan keras untuk penggunaan gadget pada anak usiadini, yakni anak di bawah 12 tahun. Hal ini sangat krusial karena sudahbanyak penelitian yang membuktikan tentang adanya dampak negatif padamereka.Media Kompas.com (12 Mei 2014) lalu, memuat setidaknya ada 10 dampak burukyang akan dialami oleh anak usia dini akibat kecanduan menggunakan gadget,antara lain:
1. Pertumbuhan Otak yang Terlalu CepatPada umumnya anak usia 0-2 tahun, pertumbuhan otak mereka paling cepat danterus berkembang hingga usia 21 tahun. Sehingga, stimulasi lingkungansangat penting untuk memicu perkembangantersebut, termasuk bagaimana carayang bijak untuk menggunakan gadget. Hal inisangat vital karenapengaruhnya akan membuat berkurangnya perhatian, gangguan kognitif,kesulitan belajar, impulsif, dan kurangnya kemampuan mengendalikan diri.
2. Hambatan PerkembanganSaat menggunakan gadget, anak cenderung kurang bergerak. Hal demikian tentusangat berdampak buruk dan akan menghambat perkembangannya. Terlebih khususdalam hal kertrampilan bahasa juga prestasi di sekolah. Beberapa hasilpenelitan membuktikan bahwa satu dari tiga anak yang masuk sekolahcenderung mengalami hambatan perkembangan.
3. ObesitasKecanduan dan ketergantungan pada gadget bisa membuat orang kurangaktivitas fisik seperti berolahraga. Tidak hanya itu, mereka juga bisakurang bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar. Sehingga salah satudampak yang bisa terjadi pada mereka adalah kegemukan (obesitas). Padahal,diketahui bahwa obesitas pada anak meningkatkan risiko stroke dan penyakitjantung sehingga menurunkan angka harapanhidup.
4. Gangguan Tidur (Insomnia)Gangguan tidur (insomnia) bisa dialami oleh siapa saja termasuk anak-anak.Terlebih kepada anak yang suka mengoperasikan gadget di kamar tidurnya.Sebuah studi menemukan bahwa 75 persen anak usia 9-10 tahun yangmenggunakan gadget di kamar tidur mengalami gangguan tidur. Hal ini rawanterjadi karena mereka sedang berada di luar pengawasan kedua orangtuanya.Tentu hal tersebut akan berdampak pada penurunan prestasi belajar mereka.
5. Penyakit MentalTidak bisa dipungkiri bahwa menggunakan gadget secara rutin dan berlebihandapat mengganggu kesehatan mental. Faktanya, ada sejumlah studimenyimpulkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan merupakan faktorpenyebab meningkatnya laju depresi, kecemasan, defisit perhatian, autisme,gangguan bipolar, dan gangguan perilaku lainnya pada anak. Tentu denganadanya gangguan ini akan berpengaruh terhadap kelancaran rutinitassehari-hari.
6. AgresifSalah satu faktor yang mempengaruhi adanyaperilaku seseorang adalahrangsangan yang kuat. Jika terlalu sering menggunakan gadget yang memuattayangan kekerasan bisa membuat individu yang bersangkutan cenderungagresif. Apalagi, saat ini banyak video game ataupun tayangan yang berisipembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, dan kekerasan-kekerasan lainnya. Haldemikian tentu akan berpengaruh terhadap setiap sikap dan tingkah lakudalam hidup sehari-hari.
7. Pikun DigitalPikun Digital ini adalah sebuah istilah kelainanyang rawan terjadi bagipara pecandu dalam menggunakan barang-barang elektronik seperti gadget.Gejala itu dapat terjadi sebagai akibat dari paling sering menonton mediadengan kecepatan tinggi seperti game atau video yang membutuhkan kecepatandan ketepatan dalam memahaminya. Terlalu sering berkecimpung denganaktivitas seperti ini bisa mengalami penurunan perhatian, sekaligus dayakonsentrasi dan ingatan.
8. AdiksiAdiktif atau kecanduan adalah salah satu dampak yang sangat tidak bisadipungkiri terjadi pada pengguna gadget. Betapa tidak mungkin, disanaterdapat banyak kemudahan dan kegemaran. Sehingga, hal tersebut berpotensimembuat mereka tidak bisa hidup tanpa gadget (hidup ketergantungan).Akibatnya mereka bisa lupa dengan semua rutinitas yang lainnya.
9. RadiasiPengaruh radiasi yang dikeluarkan dari gadget sangat berbahaya bagi tumbuhkembang seorang anak. Terlebih khusus padasistem kerja otak dan daya tahantubuh yang sifatnya masih belum matang. Halkekwatiran akan bahaya initerakhir datang juga dari Organisasi PBB yangmenangani bidang kesehatansedunia (WHO). Mereka mengkategorikan ponsel dalam risiko 2B karena radiasiyang dikeluarkannya.
10. Tidak BerkelanjutanTidak berkelanjutan yang dimaksud di sini adalah menyangkut usia lamatidaknya informasi yang akan ada pada ingatan jangka panjang (long-termmemory). Bahkan ada penelitian membuktikan bahkwa pendidikan yang berasaldari gadget tidak akan lama bertahan dalam ingatan anak-anak. Sehingga,sangat jelas bahwa sebenarnya akses informasi melalui gadget rentang sekalilupa dari pada dari buku cetak.Setelah membaca dan memahami dampak serius dari penggunaan gadget terhadappara kutu buku di atas, maka selanjutnya perlu dipikirkan tentang bagaimanacara mengatasinya. Tentu untuk mengubah suatu kebiasaan hidup seseorangsangatlah susah. Apalagi jika ia sudah menjadi kecanduan (adiktif).Sehingga, ia membutuhkan sebuah pembiasaan yang diawali dengan kemauan yangkuat untuk berubah.
Hasrat untuk mau berubah harus berasal dari dari setiap pribadi . Jika tidak, sekuat apapun paksaan dari orang lain tidak akanperna efektif dalam mengubah perilaku oranglain. Namun demikian, pemberianstimuli yang paling sering sangatlah penting guna membangun kesadaranbersama.Oleh karena itu, berikut penulis merangkum ada empat cara sebagai solusiuntuk meminimalisir perilaku ketergantungan terhadap gadget yang diadaptasidari berbagai sumber:1. Kurangi Frekuensi Bermain secara BertahapUntuk mengubah sesuatu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.Apalagi, merubah pola hidup seseorang. Demikian juga dalam hal mengubahintesitas bermain gadget. Sehingga, ia membutuhkan waktu dan secarabertahap. Berikut ini adalah dua aktivitas yangkiranya dapat membantudalam tahap pemulihan itu,antara lain:Pertama; ajak anak ataupun kita sendiri untuk bersosialisasi dengan temansebaya atau lingkungan sekitar. Contoh aktivitas yang bisa ikut ambilbagian, antara lain: mengikuti diskusi, seminar, bedah buku dankegiatan-kegiatan dari organisasi sosial kemasyarakatan di luar yangsifatnya memberdayakan kita sendiri juga orang lain.Kedua; Jika tidak sempat bersama dengan orang di sekitar, maka kitasemestinya membuat diri sibuk dengan berbagai aktivitas menarik lainnya.Sederetan kegiatan yang bisa dilakukan seseorang adalah seperti: membacabuku, mengunjungi toko buku, perpustakaan, museum atau mengembangkankreativitas lainnya yang sesuai dengan bakat dan hobinya masing-masing,misalnya menggambar, melukis, menyanyi, bermain gitar, piano dan lain-lain.1. Berikan Hadiah (Reward)Pemberian apresiasi atau pujian (reward) sangatlah penting untuk membangunrasa percaya diri seseorang. Hal tersebut tidak harus datang dari oranglain juga dalam bentuk barang. Contoh sangatsederhana adalah memberianpujian dengan mengatakan ‘luar biasa’, ‘kamu pasti bisa’, ‘lihat akhirnyasaya/kamu bisa’ dan lain-lain. Ungkapan-ungkapan tersebut terlihat sederhana, tetapi mereka akan membangkitkan rasa percaya diri seseorang.
1. Jadilah Panutan Menjadi model atau contoh bagi orang lain adalah pekerjaan yang tidakmudah. Apalagi ia menuntun orang lain untuk meniru atau mengikutinya.Sehingga, ia harus menjadi idola setiap saat. Jika kaitannya denganmengubah kebiasaan menggunakan gadget, maka ia harus bijak dulu dalammenggunakannya. Terlebih bagi orangtua, guru ataupun siapa yang hendakmengajak orang lain untuk berubah. Misalnya menggunakan gadget saat memangsangat dibutuhkan. Sehingga, orang di sekitarjuga merasakan bahwa ternyatamedia tersebut kita gunakan saat memang kita butuh.
2. Jangan Beri Anak GadgetJika orangtua terhadap anaknya, maka ia harus tegas. Hal ini bukan berartibahwa orangtua tidak sayang pada si buah hatinya. Akan tetapi, ia justrusebagai manifestasi dari rasa kasih sayang yang sesungguhnya kepada anak.Salah satunya dengan tidak memberikan gadget kepada anaknya.
Dengan demikian tentu anak tidak akan tahu yang namanya gadget. Apalagidengan segala isi aplikasi yang ada di dalamnya.Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa dengan keempat cara di atas palingtidak akan meminimalisir kecenderungan orang dalam menggunakan gadget.Karena ia terlihat sedang mengacaukan kewajiban seseorang, jika yangbersangkutan tidak bijak dalam memakainya. Termasuk para kutu buku yangrutinitasnya selalu dengan buku. Namun, lambat laun gadget sedangmendominasinya. Sehingga, kesannya ‘Gadget sedang Membunuh Para Kutu Buku.’Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis hendak mengutip kata bijak yang belumdiketahui pengarangnya. Namun ia kurang lebih artinya sebagai berikut “akhirnyaaku sadar! Orang-orang terpenjara dengan telepon-teleponnya. Makanya merekalazim sebutnya sebangai telepon pemenjara (telepon yang suka memenjarakanorang).”“I finally realized it…! People are prisoners of their phones. That’s whythey are called cell phones.” Unknown Author.Intinya, sadar atau tidak sebenarnya kita selalu terpenjara dengan telepongenggam yang kita miliki.
Salam Perubahan!😃😃
*Penulis adalah Asisten Dosen pada Program Studi Bimbingan dan Konseling(Psikologi) FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura-Papua.