Jayapura – Pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2020 pukul 14.35 wit, Bertempat di Hotel Horizon Kotaraja Jayapura telah dilaksanakan kegiatan pertemuan Kapolda Papua didampingi Dir Intelkam dan Kabid Kum Polda Papua bersama Aktivis Muda Papua yang tergabung dalam PIC (Papua Island Community) dan PAK HAM Papua.
Kegiatan di awali dengan pembukaan oleh Maikel Yerisetouw Direktur Cenderawasih Reading Center/ Duta Baca mengatakan kegiatan hari ini untuk mendengar informasi dari Bapak Kapolda Papua terkait perkembangan sejumlah aktivis muda Papua yang diusulkan mendapatkan affirmative rekruitmen BUMN.
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw mengatakan kegiatan hari ini adalah lanjutan dari kegiatan coffee morning kemarin yang dilaksanakan di kediaman, ada beberapa yang akan dibahas diantaranya penjelasan singkat dari Bapak Mathius Murib berkaitan dengan pertanggung jawaban dukungan anggaran dalam rangka pemulangan mahasiswa atau pelajar eksodus terkait kembalinya mahasiswa eksodus kepentingannya adalah terkait keamanan, kenyamanan dan ketertiban masyarakat karena mahasiswa eksodus ini memiliki konektivitas, komunikasi, komunitas dan intelektualitas yang tinggi, oleh karena itu sebagai orang tua dan kakak mengajak mereka kembali ke kota studi.
“Tahun 2045 di Indonesia akan ada bonus demografi terbesar, namun kita di Papua malah banyak pengangguran. Masa depan kita dibentuk oleh diri sendiri bukan orang lain, nasehat orang tua kita harus dengar, yang menetukan nasib kita bukan pihak tertentu tetapi diri kita sendiri, Dana sebesar 1,5 Miliar dari Gubernur Provinsi Papua melalui Sekda, telah habis digunakan oleh Pak HAM karena itu kita meminta penjelasan dari Direktur Pak HAM Papua, Berkaitan dengan rekruitmen BUMN/BUMD, daftar para aktivis muda Papua yang telah dikumpulir sudah ada di pusat dan kita usulkan untuk mendapatkan kebijakan khusus atau affirmative, oleh karena itu agar didoakan karena itu merupakan upaya,” ujar Kapolda Papua
Kapolda menambahkan dalam penyelenggaraan PON XX bukan hanya sarana untuk memenuhi standar PON sendiri, akan tetapi ada mimpi besar kedepan anak-anak yang memiliki talenta olahraga melewati jalur ini menjadi pemicu diri mereka kedepan.
“Hal ini seperti yang telah dilakukan oleh Negara Thailand yang berhasil mencapai prestasi dibidang olahraga,”.
Kegiatan di lanjutkan dengan Presentasi oleh Direktur Pak HAM Bapak Mathius Murib tentang laporan Tim Kerja Advokasi Hak Pendidikan Pelajar atau Mahasiswa Eksodus Papua 2019/2020, Bapak Mathius Murib mengatakan Kantor PAK HAM dijadikan sebagai Kantor pendaftaran dan ia menjabat sebagai Sekretaris dan Pdt. Alex Mauri sebagai Ketua. Kami juga bekerjasama dengan Polda, Kodam, Pemda dan KNPI, Data mahasiswa eksodus yang telah didata sebanyak 721 mahasiswa dan yang berhasil dikembailkan sebanyak 167 mahasiswa. Hambatan Pak Ham yaitu mendapat ancaman dan tekanan dari pihak yang kontra dengan pemulangan mahasiswa eksodus.
“Tim kerja juga telah melaksanakan audiensi dengan Ketua DPR Papua dan mendukung kegiatan Tim Kerja, saran dari Ketua DPRP agar berkoordinasi dengan Pemerintah daerah. Selain itu kami juga telah melaksanakan audiensi dengan Ketua MRP dan memberikan masukan dan dorongan kepada Ketua MRP untuk merespon dan memberikan solusi kepada mahasiswa eksodus, Tim kerja juga telah menggelar FGD dengan mahasiswa eksodus di Kantor PAK HAM dan menjelaskan kepada mahasiswa eksodus tentang pentingnya pendidikan dan kami mendorong mereka untuk kembali ke kota studi masing-masing, dan seluruh anggaran sebesar 1,5 miliar telah habis dipakai untuk membiayai beberapa kegiatan seperti FGD, transportasi, pembelian tiket dan lain-lain,”.
Perwakilan Aktivis mengatakan penjelasan Bapak Mathius Murib terkait pertanggungjawaban penggunaan anggaran pemulangan mahasiswa eksodus sebesar 1,5 miliar tidak menyentuh ke anak-anak mahasiswa eksodus, PAK HAM tidak turun sampai ke akar, Aktifis menilai laporan keuangan yang dibuat oleh Bapak Mathius Murib tidak benar dan kurang rinci serta apabila diperiksa atau diaudit dapat terindikasi korupsi, Aktifis meminta agar Dit Reskrimsus Polda Papua agar segera memeriksa Bapak Mathius Murib.
“Kita mengapreasiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh Bapak Mathius Murib, namun kita perlu lakukan evaluasi untuk perbaikan kedepan, Kita hadir ditempat ini untuk mencari solusi, apa yang sudah dikerjakan oleh PAK HAM kita juga harus apresiasi, jangan sampai mahasiswa eksodus dipakai menjadi objek untuk mencari keuntungan dalam hal ini oleh PAK HAM Papua,” ucap Perwakilan Aktifis.
Penyampaian Dir Intelkam Polda Papua mengatakan anak muda Papua harus mulai bangkit, mereka patut bersyukur Bapak Kapolda sudah meluangkan waktu untuk mereka, Mahasiswa eksodus adalah masalah yang serius dan harus ditangani secara bersama-sama, mereka disini sebagian kecil yang mau lihat permasalahan ini. Ini cikal bakal untuk melangkah kedepan yang lebih solid.
“Kita wajib menyoroti anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini Pemda kepada PAK HAM Papua dan justru masyarakat mempunyai peran dalam pengawasan terhadap penyelenggaraan keuangan Negara, saya melihat nilai uang yang dikeluarkan oleh PAK HAM Papua lebih besar diperuntukkan untuk kegiatan diluar pemulangan mahasiswa eksodus padahal kegiatan kita ini adalah kegiatan kemanusiaan,” kata Dir Intelkam Polda Papua.
Dir Intelkam Polda Papua menambahkan Polda memiliki Tim Trauma Healing yang sebenarnya bisa berkolaborasi dengan PAK HAM Papua untuk memberikan trauma healing kepada para mahasiswa eksodus sehingga diharapkan semakin banyak mahasiswa eksodus yang mau kembali kuliah ke kota studi masing-masing.
Tanggapan Kapolda Papua yang salut kepada aktivis yang memiliki sikap-sikap korektif yang membawa suana terbuka dalam mengkritisi sesuatu, Pak Mathius Murib dan tim kerja harus memberikan penjelasan kepada semua yang hadir karena mereka yang hadir adalah representasi dari mahasiswa eksodus.
“Sebagai informasi bahwa Dikti sedang berkoordinasi dengan kampus-kampus untuk memberikan ruang kepada mahasiswa eksodus untuk kembali kuliah, oleh karena itu masih ada kesempatan dan ruang untuk kembali bicara kepada mahasiswa yang eksodus untuk kembali ke kota studi, Saya telah memerintahkan kepada penyidik Reskrimum untuk melakukan klarifikasi dan mengecek pertanggungjawaban penggunaan anggaran oleh PAK HAM Papua,”.