
Oleh Gobema
Umat Tuhan di Paniai yang memdiami empat suku yaitu suku Mee, Moni,Wolani dan Auyee berhasil merayakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) untuk pemulihan tanah Papua berkumandang dari Paniai selama satu hari. Dari KKR yang bertemakan,”Berubah Menjadi Kuat” diimani dapat memotivasi umat Kristen di Paniai untuk terus menjaga hubungan pribadi dengan Tuhan dan diimplikasi dalam perbuatan kepada sesama manusia.
Tim KKR, Doa Pemulihan kota dan Penginjilan yang dimotori oleh penginjilan Klasis Weya Kordinator Paniai. Ibadah gabungan KKR dan Pemuliaan Doa dan PI yang telah dilakukan selama satu hari di Lapangan Paniai Berdarah,Karel Gobai Enarotali. Selasa, 24 Mei 2022. Pukul 08:00-16:00 wip.
Bertolak dari tema KKR dan doa pemulihan ini, panitia mengusung sub tema, pemulihan bagi tanah Papua dapat membawa umat Tuhan di Papua Barat untuk tetap setia di dalam iman percaya kepada Tuhan Allah gunung batu dan dapat melihat tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.
Umat yang hadir dalam ibadah KKR tersebut terdiri dari ASN di Kabupaten Paniai dan jemaat lokal dari setiap denominasi Gereja. Dasar pelaksanaann KKR dan pemulian Doa ini sesuai Amanat Agung Yesus Kristus dalam Ayat Alkitab (Matius 28: 19-20).
Setelah dilakukan Ibadah telah di lanjutkan dengan Pawai yang akan di sampaikan dalam bentuk Himbauan atau Informasi mengenai Larangan Miras, Bermain Togel, Dadu, Sabu Ayam, Sex Bebas dan Makan Pinang.Targetnya basmikan semua penyakit Sosial dari Bumi Paniai.
Terlihat suasana Ibadah KKR, Doa Pemulihan dan Pawai pelarangan pembrantasan penyakit Sosial di Paniai warga dari emat suku Mee, Moni, Wolani, Auyee dan warga Non Asli yang ada di Paniai sangat suport, terlibat dan dapat berpartisipasi mengambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Pemimpin gereja dari Denominasi yang ada di Paniai dari Gereja Katolik, Kingmi, GKII, Tubuh Kristus, Bunani, GPDI, Pentakosta, Atowa dan Pemilik Hak Ulayat Enarotali serta Pemerintah Paniai juga sudah terlibat. Tujuan dan harapanya untuk basmikan penyakit Sosial yang merajalela di Paniai guna pemulian dan rekonsiliasi menciptakan Paniai yang Damai, bersih dan melahirkan merestorasi yang baru di Kota Injil Paniai.
Latarbelangan Gereja larangan Miras perluah diberlakukan di Enarotali dan Paniai secara umum. Jadi di Paniai tidak boleh ada penyakit sosial (Miras, PSK Liar, Dadu, Togel dan Sabu Ayam). Segerah stopkan itu semua harus patuhi Norma Tuhan, Hukum Adat di Paniai.
Melihat dengan kenyatan Kini Paniai Enarotali mengkotori dengan penyakit Sosial. Sehingga Gereja dari Tim KKR, Doa Pemulihan kota dan Penginjilan yang dimotori oleh penginjilan Klasis Weya Kordinator Paniai sudah bergerak yang baik memiliki nilai-nilai moral atau karakter takut akan tuhan memiliki kecintaan terhadap SDM dan SDA di Paniai.
Tujuannya Demi menjaga dan penyelamatan Manusia dan Tanah. Tim KKR, Doa Pemulihan kota dan Penginjilan yang dimotori oleh penginjilan Klasis Weya Kordinator Paniai yang peduli akan pembasmian penyakit sosial.
Penyakit Sosial di Paniai menuju kepunahan Suku Mee, Moni, Wolani dan Auye yang mendimai di Paniai. Dan secara sadar dan tidak sadar bahwa Miras bukan Budaya kita, PSK tempat penyebaran virus HIV dan AIDAS. Sehingga Tim KKR, Doa Pemulihan kota dan Penginjilan yang dimotori oleh penginjilan Klasis Weya Kordinator Paniai merekomendasikan untuk meriset agen-agen penjualan Miras, tempat pengedaran Miras, PSK Liar, Dadu dan Sabu Ayam di daerah kota Enarotali guna penyelamatan tanah dan Umat Tuhan yang tersisa yang ada di Paniai. Menuju KKR dan Doa pemulihan yang lebih besar di Paniai.
Selasa,24 Mei 2022