
Bintuni, Ratusan masyarakat Bintuni yang bergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Listrik Teluk Bintuni dengan koordinator lapangan John Manibuy dan atas nama koordinator 7 Suku Septer H. Serimbe mendatangi kantor PLN Rayon Bintuni, Jumat (10/11/2017).
Mereka membawa spanduk yang bertuliskan habis terang datanglah gelap serta berbagai macam aspirasi yang dituliskan dalam bentuk poster seperti rakyat sudah bosan dan sudah jenuh dengan pemadaman listrik di Bintuni.
Ada tulisan meminta Vice Presiden BP Tangguh datang untuk menjelaskan persoalan listrik di Teluk Bintuni, Dirut PLN pusat harus bertanggung jawab untuk persoalan listrik di Teluk Bintuni.
Mereka bergerak dari taman kota menuju kantor PLN Rayon Bintuni mendapat pengawalan dari anggota Polres Teluk Bintuni yang dipimpin Wakapolres Teluk Bintuni Kompol Jupri Tampubolon, SIK.
Setibanya diterima oleh Manager Area PLN Manokwari Sulisiyo dan Manager PLN Rayon Bintuni Sapri.
Atas nama Koordinator 7 Suku Septer H. Serimbe didampingi Korlap John Manibuy menyampaikan aspirasi kepada pihak PLN. Bahwabmencermat
Lembaga Adat 7 Suku sangat mengharapkan agar PLN segera mengambil langkah dalam penanganannya. Sebab ketika penandatanganan
Tuntutan masyarakat Bintuni sebagai berikut, pertama pihak PLN diminta agar segera mengupayakan agar lampu listrik dalam waktu dekat sudah normal kembali seperti sejak awal kehadiran PT. PLN di kota Bintuni.
Kedua pemadaman lampu listrik yang tidak beraturan sangat mengganggu aktifitas masyarakat baik di kantor pemerintah dan bahkan kantor swasta.
Lembaga adat 7 Suku tidak bisa menerima sama sekali tentang itu bahwa tanggal 9 Desember 2017 baru lampu berjalan normal kembali.
Ketiga dengan adanya pemadaman lampu listrik yang tidak beraturan sangat mengganggu pelaksana ekonomi daerah terutama pasar sentral itu akan mengganggu perputaran uang di daerah ini dan akhirnya berdampak juga bagi pembangunan daerah yang tidak bisa berjalan atau hanya berjalan ditempat.
Empat jika tuntutan ini tidak dihiraukan atau diindahkan maka lembaga adat bersama masyarakat adat akan mendatangi pemerintah daerah untuk menuntut pencabutan kembali surat kerja sama (MoU) yang telah ditandatangani antara pemerintah daerah dengan PLN.
Atau lebih bagus pimpinan PLN mengundurkan diri sebab tidak mampu bekerja untuk masyarakat.
Demikian tuntutan masyarakat adat kabupaten Teluk Bintuni. Dibuat di Bintuni tanggal 10 Nopember 2017 atas nama Koordinator 7 Suku Septer H. Serimbe, SPd, STh, M.Si dan Koordinator Lapangan (Korlap) John Manibuy,” kata Serimbe menyudahi pembacaan tuntutan masyarakat Bintuni.
Sementara itu Manager PLN Area Manokwari Sulisiyo dihadapan masyarakat Bintuni yang hadir menjelaskan sebab diberlakukannya
Dan setelah tiga hari mesin yang membeck up listrik di Bintuni juga mengalami gangguan sehingga total daya listrik sampai hari ini (kemarin-red) tidak bisa supply dari Tangguh ke Bintuni.
“Kemarin Tangguh sudah siap mau turun tegangan listrik ke Bintuni namun terjadi gangguan jaringan sehingga satu hari ini bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Sekarang tim PLN dari Jakarta sedang melakukan perbaikan mesin di PLTD dan diperkirakan 2 hari kedepan 2 unit mesin PLTD bisa beroperasi. Selanjutnya estimasi kami pada tanggal 17 Nopember 2017 itu masuk 700 KW lagi sehingga yang 1.500 KW dapat ditutup.
Langkah yang ketiga yaitu akan merelokasi mesin dari Manokwari untuk memperketat pemadaman ini saat ini. Maka seminggu kedepan kami sudah bisa melayani listrik di Bintuni lebih baik.
Mudah-mudahan tanpa Tangguh kami bisa membeck up listrik di Bintuni. Apalagi ditambah Tangguh kemampuan daya listrik di Bintuni akan lebih kuat lagi.
Untuk itu berikan kesempatan kepada kami untuk melakukan perbaikan-perba
Secara terpisah, Korlap Aliansi Masyarakat Peduli Listrik Teluk Bintuni Tahun 2017, John Manibuy menyampaian aspirasi kepada pihak PLN. Dengan tetap menghargai apa yang disampaikan pihak manajemen PLN silahkan mereka lakukan perbaikan dan sebagainya sesuai janji mereka kita akan tetap tunggu sampai tanggal 17 November 2017 bahwa lampu akan menyala 24 jam.
Namun bilamana pada tanggal 17 November 2017 pukul 12.00 Wit lampu tidak menyala 24 jam maka pada tanggal 18 November 2017 kami akan turun dengan kekuatan massa yang lebih besar lagi dan langsung menuju ke kantor DPRD Teluk Bintuni.
dmd/Kadate