Prolog
Cinta sangat identik dengan perasaan kasih sayang, suka, dan sebagainya. Semua orang pastinya juga pernah merasakan cinta, mulai dari bayi, remaja, dan juga dewasa. Cinta tentunya ada pada masing-masing individu, namun cara mengungkapkan sebuah cinta juga akan berbeda-beda. Cinta tidak hanya membahas persoalan pasangan, namun di dalam sahabat dan keluarga juga terdapat cinta.
Cinta tak selalu bersatu jika tidak menyaruh dalah misi sama, bahkan cinta tak selalu indah sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena cinta selalu hari pada jodoh. Cinta berawal perawal dari pandangan bersemi dengan sebuah hubungan, cinta diawali dengan masa pacar. Di masa pacaran cinta teruji saling kesingambuangan cinta dalam satu misi.
Bagiku, tinggal di suatu kompleks perumahan cukup menyenangkan. Perumahan yang tertata rapi termasuk lingkungannya, beda jauh saat tinggal di desa. Meski hanya menempati rumah dengan tipe 70, bagiku itu sudah lebih dari cukup. Aku tinggal berdua dengan adikku, Bakaupai panggilannya. Nama sebenarnya Yonas Edowai. Ia baru saja lulus dari pendidikan tinggi pada universitas Juanda Bogor dan lebih memilih tinggal bersamaku ketimbang bersama temannya di Asrama Papua. Ada dua alasan, pertama alasan rindu tak jumpa empat (4) tahun lamanya. Kedua kami sama sama merawat kaka kami menderita kanker di rumah sakit Dharmais Jakarta. Jujur, aku belum menemukan wajah juwita impianku. Aku sangat terpesona dengan wajah juwita idamanku. Setiap saat aku dapat memandang wajahnya dengan tidak merasa jemu. Polusi menyelimuti bulan dan bintang yang ingin menampilkan kecantikannya. Sepertinya akan turun hujan.
Dentangan jam di dinding terdengar satu kali. Ini menunjukkan bahwa hari sebenarnya sudah berpindah ke hari berikutnya. Sebenarnya, aku ingin tidur, tapi mataku tidak mau menuruti perintah otakku. Ini gara-gara memikir dirinya. Dalam kesendirian dan keheningan malam di rumah sakit Dharmais, tiba-tiba angin dingin menerpaku dari samping kanan. Bulu kuduk dan bulu-bulu di tanganku berdiri tanpa aku suruh. Aku diam sesaat. Kembali rasa takut hinggap di hatiku. Tidak berapa lama, untuk kedua kalinya, angin dingin menerpa mukaku dari sebelah kanan. Ketika aku tengok.“Tuhar…,” dari mulutku secara spontan keluar kata tersebut.
Jeni adalah pangeranku, sosok yang memikat hatiku dengan senyumnya yang menawan. Bagiku dia adalah mimpi ku, yang selalu ingin kugapai. Bermula dari rasa kagum, yang semakin berkembang tiap harinya. Perasaanku padanya tak dapat diungkapkan oleh kata. Hari ini masih sama, aku menatap dirinya yang duduk di pojok lapangan volly, di taman Menteng. Kadang, aku bergurau dan termenung sendirian, sesekali pula bermain dengan sebatang rokok surya di tanganku. Rambutnya yang tertiup angin menari dengan indah, membuatku tertawa kecil. Hatiku terasa nyeri, ternyata dia menyukai orang lain sejak lama. Aku hanya berharap pada sesuatu yang tidak pasti, Sekeras apapun aku berjuang hatinya bukan untukku. Namun, perasaan ini terlalu dalam untuk aku hapuskan. Hujan sore itu seakan membasahi hatiku yang hancur.
Juwita Elok Netral Irama “JENI”
Juwita Elok Netral Irama (JENI). Nama yang cantik, pas untuk orang secantik dirinya. Meskipun ada yang lebih cantik darinya di Tanah Abang, tapi menurutku dia tercantik diantara yang paling cantik. Umurnya sama denganku, hanya berbeda bulan. Aku lebih tua beberapa bulan darinya. Sejak pandangan aku sudah menyukainya. Dia satu-satunya juwita yang mampu membuatku tergila-gila. Hingga kini kami belum jumpa. Rasa cintaku tidak pernah pudar, dan cinta ku padanya sangat berat. Aku mencintai dan melindunginya bagikan polusi menyelimuti Tanah Abang.
Suasana, Jumat pagi di rumah sakit Dharmais masih ramai, ada pesien yang menunggu dipanggail nomor antrean pengambilan obat, ada pula yang menunggu panggilan nomor antrean oleh pentugas medis untuk proses penanganan di polik masing masing oleh dokter spesialisnya demi penyembuhan, itulah tujuan utama dokter di rumah sakit kanker Dharmais. Pandangan perdana jumat 09 juni 2023, di rumah sakit Dharmais menikam hati ku, ketiga ku padang laut wajah mu yang elok. Keelokan wajahmu, hatiku berdetar untuk menyatukan cinta melalui kontak batin ku.
Jeni hadir di mimpi ku dengan hayalan belaka, karena kontak bating hati tidak menentu pada sasaran. Wangi cinta semakin melebar di Tanah Abang hingga menentuk hati ku. Jeni, juwita idamanku dalam hidup ku. Pandangan jawahmu sangat menyentuh hatiku. Menjadi permata cinta ku padamu, aku hanya senyum manis dari kejauhan. Aku ingin sekali mendekat mu, namun mental ku selalu di kelabui oleh polusi hingga ungkap isi hati tidak nyampe pada mu, Jeni.
Aku selalu ingat di setiap waktu dalam kehidupan ku, wajahmu ku terbayang selalu dan tumbuh sumbur bagiakan benalu di hati ku.
Senja sore berkobar di bundaran HI menerangi taman Menteng. Jeni, indah di padang pada sambangi kedua di teman Menteng sore itu. aramah cinta yang sangat bermaksa yang ku rasa di kala. Senyum simpul mu saya terhibur di teman oleh sebatang roko surya di pinggir lapangan Menteng, Ku rasa di teman oleh angin sepoi sepoi di kala itu.Senyum dan tatapan jawah mu selalu terbayang dalam setiap pagi, siang dan malam, aku selalu tertewa besar besar seakan orang gila jika ku bayang lauk jawahnya. Sepantasnya ku ingin mengutarakan isi hati ku padanya, tetapi hati berat seakan menyendarai kendara di tengah kemacetan menuju Tanah Abang, aku masih stabil menyendarai kendaraan di tengah kemacetan, begitu pula cinta ku terhadap Jeni.
Setiap Perjumpaan Penuh Bermakna Bersama Jeni
Saban perjumpaan penuh bermakna, perjumpaan ku denga Jeni diawali dengan senyum manisnya, senyum menikam sejutah perasaan hati ku, apalagi aku memandang lesung pipihnya, hatiku berbunga – bunga. Aku tanpanya bagaikan ikan mas hidup tanpa air tawar, cintu pun tawar pada Jeni.
Sudah berkali kali aku telah jumpa dengan Jeni, ada yang ku jumpa di di rumah sakit kanker Dharmais, ada pula di taman Menteng dan di kostnya, setiap tatapnya penuh bermakna karena perjumpaan diwarnai oleh senyum manis di temani oleh lesung pipinya yang selalu menghibur hati ini. Jujur, tak hanya lesung pipi yang menarik bagiku tetapi apa beberapa yang menarik dari Jeni, murah senyum, murah hati, sopan santun dan ada beberapa yang menjadi privasiku. Juwita idamanku, dia ialah Jeni, ku selalu terbayang untuk berjumpa dengan juwita idamanku tepati perjumpaan pun tak terkunjung, kami pun di batasi oleh ruang dan waktu. Aku fokus pada kesibukan pribadiku demikian pula Jeni pun menghabiskan waktu di kampus untuk mengejar cita cita di kota studinya, karena harapan dan impian orang tua anaknya, harus selesai kuliah.
Jeni Tampil berbeda di Minggu Sore.
Pukul 16:38 Wib, Minggu Sore Jeni muncul dengan pakean leher buat berwarna biru muda, topinya mirin kesamping kanan, hari ini Jeni Tampil berbeda dari hari hari sebelumnya. Ada sekelompok mahasiswa/i yang sementara bermain bola Volly, bagian dari refreshing bersama teman teman. Aku memandang Jeni dari kejauhan, dialah Juwita idamanku. aku oleh oleh seorang sahabat waktu kecil dialah Okto Degei, kami berdua bersantai duduk di pondok dengan sementara di tangan ku sedang memegang jus jeruk. Rasa cinta koraborasi dengan rasa jus jeruk, cinta semakin masing di lubuk hatiku.
Cinta Tak Selalu Indah
Hari hari ku, ku warna dengan mimpi mimpi yang tak indah dalam hidup ku. Hayaran ku sangat tinggi di banding fakta, Aku ingin sekali berjumpa dengan Jeni, untuk menungkap perasaan ku pada dirinya.
Epilog
Mencintai seseorang orang yang tidak mencintai kita, bagaikan kita menunggu kapal di bandara. Akan tetapi cinta tetap tumbuh subur di dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial.
Kebahagiaan akan selalu ada bagi mereka yang bertahan. Bahagia tahu kapan dia harus datang. Tidak perlu disesali, cukup jalani hari-harimu. Karena tugasmu hanya hidup di dunia dengan baik.
Aku mengutarakan permohonan maaf atas terlanjur mencinta mu ade Juwita Elok Netral Irama (JENI), tetapi jujur aku masih mencintaimu sepanjang hidup ku. Aku ucapkan banyak terima kasih yang mendalam atas semua senyum pada ku karena saya lalu terhibur saat kamu senyumn aku bersyukur sekali sekedar senyum.
Penulis adalah salah satu calon DPD RI Pemilu 2024, Dapil Provinsi Papua Tengah