Beranda News Mahasiswa Tambrauw bersama Gempha gelar pentas budaya

Mahasiswa Tambrauw bersama Gempha gelar pentas budaya

762
Foto bersama Usai pentas budaya Dihalaman Kantor Pos Abepura (Foto:Dok.PapuaLives)

Jayapura,Pada 3 November 2018 Mahasiswa Tambrauw jayapura bersama generasi mudah papua untuk hak adat (Gempha) Papua. Melaksanakan pentas budaya di halaman kantor pos abepura, dengan tujuan mengkampanyekan isu-isu budaya, lingkungan, perlindungan marga satwa di papua secara khusus di kabupaten Tambrauw.

Ketua Gempha, Decler Yesnath menyampaikan bahwa saat ini bersama mahasiswa Tambrauw melakukan langkah awal mengkampayekan perlindungan hutan, tanah, dan sumber daya alam papua melalui seni dan budaya.

“masyarakat papua, mempunyai adat, budaya, tanah, hutan sehingga yang di kampanyekan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat adat.”kata Decler kepada media papualives.com (03/11/2018) kemarin.

Ia mengharapkan agar ke depan bukan saja Gempha dan mahasiswa Tambrauw saya yg mengkampayekan perlindungan hutan, perlindungan alam papua melalui budaya, tapi semua orang papua bisa dapat mengkampayekan hal yang sama.

Panitia Pelaksana Roy Yesnath ketika ditemui media ini mengatakan kegiatan di lakukan ini dengan tujuan agar semua generasi mudah di papua untuk mengembangkan budaya sebagai jati diri mereka, dan langkah awal yang kami buat ini dengan tujuan agar ke depan generasi mudah bisa lakukan seperti ini.

“kami mengharapkan pemerintah kota jayapura, wali kota bisa memfasilitasi kegiatan-kegiatan budaya seperti ini.”harapnya

Dalam kesempatan yang sama Agustinus Tawer Selaku Mabasiswa Tambrauw menambahkan Bahwa, kegiatan-kegiatan seperti ini dengan tujuan mengembangkan budaya- budaya yang sudah terkikis dan mengkampayekan alam hutan papua yang sudah hancur dari serangan investasi.

” di hutan itu banyak nilai kehidupan, nilai kearifan lokal harus dijaga, mulai dari pangan lokal, obat alami. Kita coba mengali nilai-nilai budaya, religi. Kegiatan seperti ini, kita coba menunjukan kepada 7 wilayah adat, bahwa budaya papua harus di angkat.”tegas Agustinus

Natalia Rumbiak Anggota Gempha turut hadir,menyampaikan bahwa anak-anak mudah saat ini terlena dengan perkembangan budaya asing atau budaya moderen yang masuk, bahkan mereka melupakan budaya mereka sendiri.

” hal ini yang harus di kembangkan oleh generasi muda bukan budaya acara dan sebagainya.”katanya.

Kartesius Bofra Peserta pentas budaya Tersebut Juga menuturkan bahwa kenapa harus sebut tanah adat atau masyarakat adat, di dalam itu ada budaya yang sebagai jati diri dan fondasi hidup orang papua”tuturnya.

Weyambur