
DEIYAI – Sebanyak 118 siswa angkatan ke-30 dari Sekolah Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili (YPPGI) bernama Baida Troutman Gakokebo mengelar acara penamatan bagi ratusan tenaga penginjil. Bertempat di Gereja Kingmi Jemaat Betel Gakokebo, Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, Jumat [03/06/2023] dimuai 09:30 pagi sampai selesai.
Dihadiri Ketua Klasis Kingmi Koordinator Deiyai Yohanes Giyai, S.Th, Dewan guru SMPTK, Orangtua Siswa serta tamu undangan dan serta puluhan umat gereja Kingmi.
Acara penamatan itu mengangkat tema ” kita di panggil dan di utus karena melayani Tuhan” dan Sub tema ” Melalui Pendidikan SMPTK Baida Troutman Gakokebo adalah sumber daya manusia (SDM) untuk mempersiapkan tenaga pelayanan gereja Kingmi. Bacaan Yohanes 4:7.
Yulianus Anow, S.Th. selaku Pelayan Firman saat khotbahnya mengatakan Allah luarbiasa, kasih dan anugrahnya kumpul dan menyaksikan kuasa Tuhan atas pendidikan dan Abituren itu. Gereja adalah proyek Allah. Yeremia Tuhan pilih dalam rahim ibu dan memanggil sejak anak kecil, pekerjaan gereja umat ketika itu.
” Allah memanggil hamba Tuhan yang baru tamat di sekolah ini menjadi gembala umat Tuhan di tengah Dunia Papua yang rapat dan tangis ini. Sekolah mengutus untuk melanjutkan pendidikan dan melayani di lingkungan pelayanan kingmi Papua.”ungkap Pendeta Anouw.
Dirinya menuturkan bahwa Tuhan Yesus adalah kepala air hidup, kami tinggal dalam yesus memproleh air kehidupan yang kekal. Sekolah menamatkan dan memberikan Ijazah namun Tritunggal Allah memberikan kuasa dan air hidup beritakan Injil kristus kepada siapa saja kapan saja dan dimana saja.
” Tuhan sertai dalam pelayanan. Jadikan semua bangsa menjadi muridku dan pendidikan di tingkat keatas Tuhan sertai.”tutur Anouw.

Kepala Sekolah SMTK Baida Troutman Gakokebo, Yulianus Pigome, S.Th menjelaskan bahwa pihak sekolah menyampaikan secara resmi bahwa telah mengutus untuk mewartakan kabar baik kepada semua bangsa, menjadikan sebagai murid yesus sampai ke ujung dunia.
” Tiga tahun kami mengajar para siswa ada yang dari buta huruf dan belum tahu menbaca dan ada yang tamat SD dengan tuntunan roh kudus mereka penuhi roh kudus memerdekakan umat Tuhan diatas tanah papua yang ratap dan tangis yang baru saja tamat melanjutkan pendidikan dan pelayanan di gereja lingkungan pelayanan.”jelas Pigome.
Salahsatu peserta, Mika Nawipa menyampaikan apresiasi kepada guru yang telah mendidik selama studi. Dirinya mengaku senang , belajar dan bisa berteman dengan suku lain yakni suku Nduga, suku Migani, Suku Tauwa.
” Beda kordinator Klasis tapi dalam Tuhan kami saudara satu pelayanan. Dengan pertolongan yang sama Tuhan sertai dalam pelayanan dan pendidikan selanjutnya.”harap Mika saat ditemui usai acara.