Beranda Advertorial Merasa Anak Teluk Dirinya Terdorong Untuk Bantu Masyarakat Nelayan

Merasa Anak Teluk Dirinya Terdorong Untuk Bantu Masyarakat Nelayan

1185

Bintuni, Anggota DPR Papua Barat dari Fraksi Otonomi Khusus (Otsus) Sahaji Refideso meresmikan 2 jembatan yang dirinya bangun dari dananya sendiri untuk nelayan Anugerah Dari Tuhan (Andatu) di kampung Banjar Ausoy SP-4 distrik Manimeri, Rabu 17 Januari 2018 lalu.

Sahaji mengatakan yang melatar belakangi dirinya tersentuh untuk membangun Jetty atau jembatan untuk kelompok nelayan Andatu dimana dirinya memandang nelayan merupakan salah satu komponen strategis utama dalam membangun basis ekonomi rakyat.

“Nelayan merupakan salah satu usaha yang berada di dalam sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Kelompok nelayan Andatu yang keberadaannya sejak tahun 1998 dimana mereka cukup bertahan. Dan nelayan Andatu tersebut merupakan bagian yang mendukung pembangunan di bidang ekonomi terutama supply hasil-hasil laut dan ikut memberikan dukungan terhadap kontribusi bagi negara.

Terkait hal itu sejumlah nelayan-nelayan di kabupaten Teluk Bintuni bukan saja kelompok nelayan Andatu Bajar Ausoy SP-4 yang akan saya perhatikan tetapi kedepan saya juga akan bergerak membantu kelompok-kelompok nelayanm laiannya. Dimana saya memulai di kelompok nelayan Andatu SP-4 ini dikarenakan saya melihat kelompok ini berada di tempat yang cukup strategis yang biasa menjadi gerbang dalam lintasannya masuk keluar terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah selatan bagian timur. Kemudian Teluk Bintuni bagian timur itu sangat memudahkan mereka untuk akses keluar masuk perahu nelayan tersebut. Di SP-4 ini tempatnya sangat strategis karena selain tangkapan pasokan hasil-hasil laut mereka masuk ke kota. Sekaligus sejumlah pengusaha juga bergerak di penjualan ikan dan kepiting pengusaha tersebut lebih ke tempat ini untuk membeli hasil-hasil laut tersebut karena lebih mudah masuk ke SP-4,” ungkap Refideso.

Dikatakan bahwa untuk mendorong pembangunan di Teluk Bintuni bagian timur itu juga cukup strategis karena kedepan pihaknya akan melakukan kajian terhadap pengembangan di tempat nelayan SP-4 ini. ”Karena selain untuk melayani nelayan juga sekaligus gerbang untuk mendukung kegiatan pembangunan.

Saya melihat tempat ini strategis namun ada kendala yang dialami nelayan di sini dalam mendaratkan hasil tangkapan mereka seperti ikan dan nelayan SP-4 ini mengeluh kepada saya atas kesulitan yang dihadapi tersebut. maka sebagai putera daerah Teluk Bintuni saya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mendukung para nelayan itu. Maka mulai tahun 2017 kami membangun jembatan yang pertama. Kemudian ketika saya melakukan pertemuan lagi dengan kelompok nelayan Andatu mereka masih mengeluh karfena jembatan yang pertama kami bangun tersebut tidak lagi mampu menampung tempat penyandaran perahu-perahu nelayan tersebut karena berdesak-desakan dan tentunya hal itu menjadi masalah bagi nelayan. Dalam pertemuan itu para nelayan minta agar ada pengembangan maka kita banggun lagi satu dermaga jetty yang baru saja kita resmikan. Jadi kata kuncinya saya konsentrasi membangun di sini karena nelayan Andatu sudah ada di sini setiap harinya. Tetapi ada kemungkinan sudah ada kelompok nelayan dari SP-1 dan SP5 yang juga masuk ke tempat ini untuk membongkar hasil tangkapannya. Tetapi awalnya saya melihat di sini strategis kebetulan karena nelayan Andatu mereka ada di sini jadi sekaligus kita kembangkan tempat ini sebagai tempat untuk semua kelompok nelayan yang ada di SP baik kelompok nelayan yang ada di SP-4, SP-1 dan SP-5 namun tidak menutup kemungkinan nanti juga ada kelompok-kelompok nelayan dari tempat-tempat lain kalau mereka mau menjual hasil-hasilnya pasti mereka juga masuk di sini. Dan analisa saya kedepan pasti itu terjadi. Itulah sebenanrnya yang menjadi latar belakang nelayan Andatu harus kita beck up. Dan sebagai anak Teluk Bintuni yang mempunyai tanggung jawab sebagian dari pemberdayaan maka saya lakukan itu pada masyarakat nelayan kelompok nelayan Andatu ini,” terang Refideso,
Refideso juga menyebutkan bahwa sumber dana jembatan pertama dan kedua itu berasal dari dana pribadi miliknya serta jembatan kedua dia dan istrinya mendaptkan tambahan dana dari sumber upaya lain. “Dimana kami berdua mengumpulkan gaji kami lalu dana itu yang kami bangun jembatan kedua ini. Kita menyediakan atau bangun jembatan ini selain untuk nelayan pasti juga ada masyarakat luas yang punya kegiatan lain katakanlah kegiatan pembangunan atau juga mereka dengan sendirinya melayani kepentingan masyuarakat seperti transportasi lain supaya mudah masuk ke Bintuni maka langsung ke sini. Jadi kita membantu masyarakat luas yang ada urusannya di Bintuni yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan nelayan dia merasa bahwa di sini lebih mudah dan lebih cepat dia masuk di Bintuni. Maka lebih baik mereka masuk dari SP-4 ini daripada di Bintuni karena ada sejumlah tanjung yang harus dia tempuh sampai ke Bintuni. Selain nelayan saya juga telah berpikir banhwa kita membangun jembatan ini untuk kepentingan masyarakat luas. Sehingga saya sebagai pribadi anak Teluk Bintuni secara pribadi bersama keluarga membantu melayani di sini dengan kepedulian dan dukungan sepenuhnya karena kelompok nelayan maka harapan saya ini juga bisa menjadi perhatian pemerintah daerah untuk bisa memberikan perhatian kepada kelompok nelayan dengan segala keterbatasan nelayan mungkin pemerintah daerah bisa memberikan perhatian karena nelayan masuk sektor UMKM penting harus mendapat perhatian serius dan kalau mereka ada kekurangan dimana-mana itu bisa diterima dan pemerintah daerah bisa membina mereka. Dan kami berharap kedepan perhatian lebih serius lagi, berikan dukungan kepada mereka, bantu nelayan tersebut sehingga mereka bisa menjadi nelayan profesional dan maju yaitu nelayan dari tradisional menjadi lebih modern yang memenuhi syarat-syarat artinya mereka punya kelompok-kelompok yang semakin banyak maka harus dikembangkan dan di sini bisa menajadi tempat pendaratan ikan (TPI) maka harus ada TPI nya yang harus memenuhi syarat-syarat dan bisa lebih berkembang. TPI mereka harus mempunyai ruang pendingin dan lainya. Tetapi pemikiran saya ke sana dan perencanaannya dan menjadi kewenangan pemerintah daerah dan TPI ini merupakan program dan itu harus dibangun oleh perintah daerah. Tetapi kalau saya khan anak Teluk Bintuni yang biasa saja jalan apadanya dan apa yang bisa saya persembahkan atau lakukan untuk kelompok nelayan itu. Selain memperhatikan kelompok nelayan Andatu saya nanti juga akan bergeser ke daerah Selatan dimana ada kelompok nelayan Babo, Sumuri serta Aranday. Saya akan lihat apa yang memang menjadi kebutuhan nelayan-nelayan tersebut dan menjadi kendala bagi mereka sehingga saya masuk membantu mereka. Sebab pembangunan merupakan tugas dari 3 pilar yaitu pemerintah, masyarakat dan pengusaha. Dan kita lihat bagian mana pemerintah tidak masuk kita masuk berikan dukungan kepada masyarakat biar mereka tidak menghadapi kendala-kendala yang berat ddan kita ikut meringankan beban para nelayan itu hadapi,” sebut Refideso.

Peresmian jembatan kelompok nelayan Banjar Ausoy SP-4, Kasat Binmas Iptu. Sakaria Tampo,SH, Kepala Dinas Perikana Teluk Bintuni Ahmad Anwar Bauw, SE, kepala kampung Banjar Ausoy Purn. Sudirman. Serta tokoh-tokoh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Peresmian jembatan nelayan itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh Sahaji Refideso sekaligus melihat dari dekat jembatan yang diresmikan tersebut bersama masayarakat delayan yang hadir.

Daniel MD