Beranda News Sejumlah Organisasi Di Papua Tengah Minta Polda Papua Usut Tuntas Teror Bom...

Sejumlah Organisasi Di Papua Tengah Minta Polda Papua Usut Tuntas Teror Bom Terjadi Di Kantor Redaksi Jubi

145
Aksi spontan serta konfrensi pers sejumlah organisasi pers , mahasiswa dan wartawan di Nabire. (Foto: Istimewa)

NABIRE – Kejadian terus menerus yang meneror para Wartawan di Tanah Papua. Belum lama ini diduga ada dua orang melempar Bom Molotov dihalaman Kantor Redaksi Tabloid Jubi di Perumnas II Waena, Jayapura pada hari Rabu, 16 Oktober 2024 lalu. Menyikapi berbagai kasus dialami wartawan, Maka sejumlah Organisasi, Mahasiswa dan Wartawan menggelar konfensi pers. Kamis [24/10/2024] sore. Bertempat Asrama Puncak, Jln.Jakarta, kabupaten Nabire.

Penanggungjawab aksi spontan itu yakni Media Jubi, WI Papua Tengah, AWP Papua Tengah, AMSI , IJTI, AJI Jayapura, LBH Pers. Ko’SaPa, GPM Pusat, FIM West Papua Nabire,APAP, Pemuda Katholik Papua Tengah,Green Papua Wilayah Nabire.

Untuk di Papua Tengah sendiri terjadi pada tanggal 15 Agustus 2024,  ada dua wartawan sedang meliput aksi New York Agreement di Nabire. Kedua wartawan itu diduga dihadang oleh anggota Polres Nabire yakni adalah Aleks Waine media Jelatanews Papua dan Melkianus Dogopia media TaDah News. Mereka dilarang melakukan pengambilan foto atau video, dan dipaksa keluar dari area antara kepolisian dan demonstran. Dua wartawan yang dihadang dan dilarang meliput juga mengenai gas air mata aparat kepolisian.

Mereka menilai sampai hari ini, masih banyak kekerasan yang dialami oleh wartawan di Tanah Papua. Bentuk bentuk kekerasan teror ini perlakuan yang tidak terpuji karena mengganggu Jurnalis dalam melakukan kerja kerjanya.

Mereka meminta agar semua pihak dapat menghargai, menghormati media masa, terlebih khusus Jurnalis di tanah Papua ini. Berikut Pernyataannya :

1. Polda Papua segera tangkap teror Bom Molotov di Kantor Redaksi Jubi dan khasua serangan bom ke kediaman Victor Mambor di Angkasa.

2. Hentikan Teror dan intimidasi terhadap Jurnalis di Tanah Papua.

3. Stop kekerasan terhadap wartawan di Nabire Papua Tengah.

4. Stop Bungkam ruang Demokrasi di Media Masa.

5. Siapa dia wajib menghargai perasaan sebagai pilar ke 4 untuk mengawal demokrasi khususnya di Tanah Papua.

Di akhir pernyataan itu, menurut mereka tuntutan ini di keluarkan agar para jurnalis, pekerja pers mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan kerja kerjanya. Dan apabila tuntutan mereka tidak diindahkan oleh pihak kepolisian maka kami akan turun jalan melakukan aksi protes di Nabire.