Beranda Birokrasi Pembangunan Pasar Tradisional Menjadi Perhatian JWW dan HMS

Pembangunan Pasar Tradisional Menjadi Perhatian JWW dan HMS

1005


*** Sebelumnya Dua Pasar Sentral di Nabire, di Kunjugi JWW-HMS

Nabire— Calon Gubernur Papua, No Urut 2, John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae tak ingin melepas perhatiannya terhadap kemajuan para pedagang di pasar-pasar tradisional.

Hal itu terlihat saat mereka melakukan kampanye di wilayah Nabire, yang menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Pasar Sentral Kalo Bobo dan Pasar SP 1, dalam rangka melihat aktivitas perekononian dan menjaring aspirasi para pedagang.

Para pedagang menyambut kehadiran Calon Gubernur Papua, John Wempi Wetipo dengan penuh suka cita dan berharap Pasar Kali Bobo kelak bisa ditata ulang dengan baik.

Di Pasar Kali Bobo, John Wempi Wetipo berbincang kurang lebih tiga jam. Permasalahan, mulai dari kondisi jalan di dalam pasar rusak, masalah air, lampu, dan terminal yang tidak baik, menjadi keluhan warga.

“Saat ini pasar hanya beraktifitas dari pukul 06.00-11.00 WIT. Hal itu terjadi lantaran sepi pengunjung. Ada harapan para pedagang, JWW-HMS bisa membawa perubahan, yakni membuat pasar ini ramai pengunjung dari pukul 06.00-18.00 WIT,” kata Magdalena Masakere yang berdagang sayur-sayuran di Pasar Kali Bobo.

Dikatakannya, penyebab sepinya pengunjung lantaran kondisi pasar yang tak lagi layak untuk ditempati, sehingga para pengunjung memilih lokasi lain untuk berbelanja.

“Di depan, ada para pedagang berjualan di pinggir jalan. Itu akibatnya di dalam sepi pengunjung. Lihat, banyak lapak yang kosong, akibat banyak yang gulung tikar,” kata Magdalena saat John Wempi Wetipo menyambangi mereka.

Tak jauh berbeda dengan pedagang ikan, Iqbal, mengaku tak berani menjual ikan dengan jumlah banyak. Hal itu lantaran sepinya para pengunjung.

“Banyak yang gulung tikar. Karena rugi. Lihat sepinya tempat ini. Itu akibat jalan di pasar ini tak pernah di perbaiki, lalu sampah bertebaran di mana-mana. Pengunjung tentunya tak ingin ke pasar, lantaran harus menghirup udara bau busuk,” paparnya.

Tak jauh berbeda dengan pedagang di Pasar SP 1, Sarni, mengharapkan adanya perbaikan infrastruktur pasar.

“Kami mengharapkan adanya pembangunan pasar ini lebih baik, karena pasar ini sudah lama tidak di perbaiki, semenjak terbakar beberapa waktu lalu,” ungkapnya kepada Calon Wakil Gubernur Papua.

Lain hal dengan Mama Inawane Inauri meminta perhatian lebih dari pemerintah, agar membangun Pasar Mama-mama Papua, seperti yang ada di Kota Jayapura.

“Kami pedagang Mama-mama Papua kebanyakan berjuakan di pinggir jalan, jadi tolong perhatikan kami,” paparnya.

Calon Gubernur Papua, John Wempi Wetipo mengungkapkan, kondisi pedagang khusus mama-mama Papua memang sangat memprihatinkan, hampir di seluruh daerah.

“Jadi, tugas kita kedepan, bagaimana menata pasar-pasar yang ada, sebab ekonomi masyarakat ada di pasar. Tinggal, bagaimana pemerintah menyiapkan infrastruktur dan fasilitas yang bagus, supaya mereka berdagang lebih baik lagi,” ujarnya.

Khusus dari aspirasi yang di dengar Wempi Wetipo di Pasar Kali Bobo, kedepan akan menjadi perhatian khusus baginya. “Kedepan kalau Tuhan ijinkan kami terpilih, maka tugas kami bagaimana menata pasar,” ungkapnya.

Wempi Wetipo menambahkan, khusus di Pasar di Kali Bobo, permasalahan yang mereka hadapi yakni belum baiknya manajemen pasar.

“Tetapi, banyak hal yang mereka hadapi, mulai dari infrastruktur gedung yang tidak layak, jalan yang rusak dan juga sampah yang menumpuk. Kedepan, kita akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, agar Pasar Kali Bobo benar-benar menjadi pusat sentral pasar di daerah ini,” tutupnya.

Sementara Calon Wakil Gubernur Papua Habel Melkias Suwae saat mengunjungi pasar SP 1 Nabire mengaku perlu adanya pendampingan terus menerus kepada para pedagang di pasar tersebut, utamanya para pedagang mama-mama asli Papua.

“Kondisi pedagang mama-mama kita ini hampir disetiap pasar yang sudah saya kunjungi sama, mereka berjualan di bawah atau beralas tikar saja, padahala pasarnya secara keseluruhan baik, sehingga sebetulnya ini masalah pada pola kebiasaan berdagang mama kita ini, sehingga saya anggap perlu adanya pendampingan untuk mengubah pola ini,” ucapnya.

Pendampingan itu, lanjut mantan bupati kabupaten Jayapura dua periode ini, dilakukan dengan cara mengsosialisasikan konsep berdagang yang bisa mengangkat harkat dan martabat pedagang mama Papua.

“intinya kita mengharapkan pedagang mama Papua bisa lebih tertata baik, bisa mengangkat harkat dan martabatnya sebagai pejuang perekonomian keluarga. Penyedaran pola berdagang yang baik, bersih serta modern harus menjadi usaha kita bersama,”pungkasnya. (***)

Dree