
Dogiyai, Pemerintah Kabupaten Dogiyai dalam hal kepada Eksekutif, Legislatif bersama Dinas Kesehatan jangan berdiam diri atas pembakarannya Puskesmas Modio distrik Mapia Tengah tersebut, sebab harus melakukan pemantauan sendiri atas peristiwa reruntuhan pembakaran Puskesmas oleh masyarakat. Diminta harus bertanggungjawab atas pembakaran Puskesmas Modio.
”Namun sebelumnya, masyarakat dari dua desa diduga mulai melakukan kesepakatan kehendak untuk membakar Puskesmas karena lantaran mulai dari bulan Januari hingga bulan Juni tidak melakukan aktifitas pelayanan di Puskemas tersebut, hingga diduga pula seorang ibu berinisial AT meninggal dunia ,”hal itu disampaikan Musa Boma Intelektual Dogiyai kepada wartawan di Nabire (22/06/2018).
Menurut Musa, sebaiknya pemerintah pusat melalui Menteri Kesehatan RI memberikan teguran keras kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai (Dinkeskabdo) Papua agar para petugas aktif kembali menjalankan amanat agung tugas Negara dengan penuh akuntabilitas serta tranparan demi keselamatan jiwa rakyat Papua kedepan.
“Iya, dengan demikian, dinas yang terkait dan kepala dinas kesehatan Provinsi bahkan Menteri kesehatan RI harus memberikan teguran keras kepada dinas kesehatan kabupaten Dogiyai supaya aktif menjalankan amanat Agung tugas Negara dengan penuh akuntabelitas, transparan demi rakyat. Karena pegawai puskesmas tersebut, secara otomatis di jamin dan di gaji oleh Negara setiap bulan bagimana tanggapan pemerintah pusat kalau pegawai itu hanya terima gaji butah tanpa menjalangkan tugas dan amanah Negara,”tururnya.
Lanjut Musa, dari kronologis menurut kejadian tersebut, ada yang diduga melahirkan dengan kondisi plasenta meninggal. Masyarakat beranggapan seandainya ada tenaga medis pasti plasenta banyi tersebut, bisa di keluarkan dan pasien tersebut pula bisa di selamatkan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua ( DPRP ) John NR Gobai menilai aksi pembakaran Puskesmas Modio, Distrik Mapia Tengah kabupaten Dogiyai hanya sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap buruknya pelayanan yang di rasakan masayarakat setempat. Kekecewaan ini memuncak kalah ada salah seorang warga berinisial AT meninggal dunia akibat tak ada petugas puskesmas setempat. Hal itu dikatakan oleh DPR Papua Jhon NR Gobai pada Kamis (14/06/2018) lalu.
Selain Tokoh Intelektual, Tokoh pemuda Modio Marius Kedeikoto menyatakan, sesuai ajaran agama dan amana Maha Pencipta, nilai manusia lebih tinggi ketimbang ciptaan lainnya, sehingga Yesus pun wafat di kayu salib hanya menebus dosa manusi, kini di dalam dunia dan di mata manusia, nilai manusia lebih tinggi ketimbang pembangunan dan jabatan. Saya sebagai intelektual Modio rasa kesal dengan pejabat, masyarakat Dogiyai yang mengposting atau komentar di berbagai media social hanya mempersoalkan bangunan Pusksemas modio, tanpa mempersoalkan, jiwa manusia.
“Semua pembangunan yang di bangun akan dimamfaatkan oleh manusia dan pembangunan di bangun oleh manusia pula sehingga saya minta kepada pemerintah Dogiyai, jangan mempersoalkan bangunan yang sudah terbakar tersebut, tetapi berupaya mengaktifkan kembali semua petugas kesehatan di Modio dengan harapan saling membangun hubungan persaudaraan antar sesama tanpa diskriminasi tetapi beruapaya pula membangun Puskesmas baru,” tuturnya.
Christian Degei