NABIRE – Memperingati hari pangan sedunia ke 44, tahun 2024 di Kabupaten Nabire, berlangsung di halaman kantor bupati nabire, 16 Oktober 2024.
Plt. Bupati Nabire Ismail Djamaluddin dalam sambutanya mengatakan hari pangan sedunia adalah sesuai resolusi pada konverensi organisasi pangan dan pertanian sedunia (fao) di roma-italia yang disepakti oleh 172 negara termasuk di indonesia. salah satu pernyataan penting dari pertemuan itu adalah bahwa “seluruh negara dan masyarakat dunia secara keseluruhan mengupayakan untuk menghilangkan kelaparan dan kekurangan gizi dalam waktu satu dekade”, katanya”.
Lebih lanjut dikatakan untuk mewujudkan ketahan pangan serta melanjutkan upaya penghapusan kelaparan disemua negara sampai saat ini pernyataan tersebut belum dapat diwujudkan dengan baik. hal ini disebabkan karena adanya masalah ketidakseimbangan antara ketersediaan, distribusi, daya beli dan pertumbuhan penduduk antar wilayah maupun negara, ungkapnya”.
Ismail Djamaluddin juga mengatakan memperingati hari pangan sedunia setiap tahun diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan perhatian kita semua akan pentingnya penanganan masalah pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. saat ini negara kita indonesia dan khususnya kita di kabupaten nabire provinsi papua tengah belum dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk rakyatnya sendiri dan harus mendatangkan (mengimpor) dari daerah lain. hal ini sangatlah beresiko karena ketersediaan pangan dunia semakin berkurang karena kebutuhan di masing-masing negara produsen pangan pun semakin meningkat.
Ismail Djamaluddin selaku Plt. Bupati Nabire juga mengatakan tema hari pangan sedunia yang ke-44 tahun 2024 adalah “menuju sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif”.
Tema ini mengingatkan kita untuk perlu membangun sistem pangan yang lebih baik, yang tidak hanya memenuhi pangan saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif adalah sistem pangan yang mampu menghasilkan pangan yang cukup, aman, bergizi dan terjangkau bagi semua orang, tanpa merusak lingkungan dan sumber daya alam. sistem pangan ini juga harus melibatakan semua pihak, mulai dari petani, peternak, nelayan, pengolah, hingga konsumen serta memperhatikan keadilan sosial dan ekonomi, kata Ismail”.