Beranda Advertorial Pemuda Katolik: Indonesia Memberikan Keteladanan Persaudaraan di Dunia Tanpa Perang

Pemuda Katolik: Indonesia Memberikan Keteladanan Persaudaraan di Dunia Tanpa Perang

148
0
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma. (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan kunjungan ke dua negara yang sedang berkonflik, yakni Ukraina dan Rusia dalam rangka misi perdamaian. Presiden Joko Widodo atau yang biasa disapa Jokowi berangkat ke negara-negara tersebut ditemani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma mengapresiasi langkah diplomatik dan misi perdamaian Jokowi sebagai bukti konkret keteladanan dan partisipasi Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia.

“Ketaatan Presiden Jokowi terhadap konstitusi terlihat jelas dalam misi perdamaian ini. Kunjungan ke dua negara menunjukkan sikap non blok Indonesia dan manifestasi komitmen perwujudan perdamaian dunia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Tentu saja keteladanan Jokowi menunjukkan sikap konkret Indonesia dalam pusaran konflik ini sebagai bagian dari tanggung jawab dalam mengemban presidensi G20”, kata Gusma.

Gusma menilai apa yang dilakukan Jokowi ini menunjukkan kualitas kepemimpinan yang patut dijadikan teladan bagi masyarakat dunia. “Jokowi sebagai Pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Kyiv pasca invasi Rusia. Tentu kita semua tahu bahwa kunjungan ini beresiko mengingat konflik masih berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin yang berani, sehingga wajib bagi kita sebagai rakyat untuk mendukung dan mendoakan beliau dalam menjalankan misi perdamaian ini”, jelas Gusma.

Kunjungan ini diharapkan mampu meredakan ketegangan yang selama ini terjadi di Ukraina. “Semoga safari Jokowi memberikan dampak signifikan terhadap perwujudan perdamaian di kawasan tersebut. Harapannya, kunjungan Jokowi juga menjadi pemantik bagi pemimpin bangsa lain untuk terlibat aktif dalam mewujudkan perdamaian global”, pungkas Gusma.