Beranda News Pengamat: Pembelian Pesawat Tempur Strategi Jitu dari Kemenhan

Pengamat: Pembelian Pesawat Tempur Strategi Jitu dari Kemenhan

456
    Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai pembelian pesawat tempur dari berbagai negara seperti dari Perancis dan Amerika Serikat merupakan strategi yang jitu dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global.

Menurut Nuning Kertopati sapaan akrab Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kemhan dalam melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI.

“Fungsi ini merupakan amanah UUD NRI 1945 yang menyatakan tujuan nasional pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta tujuan nasional keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia,” ujar Nuning Kertopati dalam keterangannya kepada Beritasatu.com, Minggu (13/2/2022).

Nuning Kertopati mengatakan, pembelian alutsista, termasuk pesawat tempur, dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi.

“Tidak semua negara bisa membeli, meskipun anggarannya memadai. Kedua negara baik Perancis maupun Amerika Serikat pasti memiliki kalkulasi yang akurat dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri masing-masing,” ujar Nuning Kertopati.

Nuning Kertopati menyebutkan, urgensi pembelian pesawat tempur sangat dipengaruhi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Pembelian Alutsista tidak bisa disamakan dengan pembelian barang-barang umum. Butuh proses dan waktu yang lama. Ditambah tingkat kepercayaan yang tinggi dari negara penjual kepada negara pembeli.

“Kemenhan sangat gesit melihat peluang yang ada,” tutur Nuning Kertopati.

Nuning Kertopati menambahkan, selain pesawat tempur, maka kapal frigat dan kapal selam merupakan alutsista yang harus segera dilaksanakan peremajaan dan modernisasi.

Nuning Kertopati menegaskan, doktrin operasi gabungan kekuatan laut dan udara saat ini merupakan strategi utama dalam perang modern di masa mendatang. Selain peremajaan alutsista, maka penggunaan teknologi Unmanned System diyakini bisa lebih handal dengan biaya pengadaan yang bisa saja lebih murah.

“Sangat penting bagi Kemenhan untuk lebih memberi peran penting penggunaan Unmanned System. Apalagi dalam menghadapi ancaman siber, maka Unmanned System merupakan salah satu alternatif yang banyak dipilih negara-negara super power,” pungkas Nuning Kertopati.