
Jayapura,Menjelang Natal Tahun ini sisuasi di Papua tidak kondisif dan hati Rakyat Papua tidak tenang mengikuti Perayaan Natal dengan baik. Perayaan Natal bukanlah acara makan-makan besar atau waktu untuk berbelanja akhir tahun. Natal pada hakikatnya bukanlah sebuah festival, tetapi sebuah perayaan di Gereja, yaitu perayaan ekaristi dalam rangka memperingati hari lahirnya Yesus Kristus. Tampaknya banyak orang ingin mengambil untung dari perayaan Natal, tanpa memaknai inti perayaan Natal sebenarnya.
” Rakyat Papua Mayoritas umat kristiani namun,Hari Raya Natal panik dengan situasi di Papua.Tahun 2018 lalu tepatnya pada tanggal 03 Desember 2019 lalu Terjadi tragedi luar biasa yang berlansung di Kabupaten Nduga namun kini kembali terjadi hal yang demikian pula terjadi Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Paniai yang begitu banyak penambahan TNI Polri tanpa alasan yang jelas.namun sekarang terjadi lagi hal yang luar biasa di Kabupaten Intan jaya dan Paniai.” Hal itu diungkapkan Michael Edowai Presiden Mahasiswa (Presma) Stikom Muhammadiyah Jayapura ketika ditemui Wartawan papualives.com, Sabtu (21/12/2019) di ruang Kerjanya di Jayapura.
Lanjutnya,Dijelaskan bahwa Negara menilai hari raya Natal seakan pesta separatis dan Negara tidak mengetahui makna yang sebenarnya dari hari raya Natal yang jatuh pada 25 desember di setiap Tahun. Tragerdi yang terjadi 3 desember 2018 lalu di kabupaten Nduga namun masyarakat masih mengungsi sampai saat yang ada ini menjelang kurang lebih dua tahun masyarakat rayakan Natal di belantara hutan dan Tragedi yang luar biasa terjadi lagi di Kabupaten Intan Jaya terjadi kontak tembak pada 17 desember kemarin lalu namun kebanyakan masyarakat mengungsi ke dalam hutan.
“Pada 13 Desember 2019 lalu empat helikopter mengdrop TNI AU di Kabupaten Paniai.Pada hari berikutnya lima hunggal 10 truk bermuatan aparat keamanan beragkat dari Nabire kearah Dogiyai,Deiyai dan Paniai di balik drop itu ada apa sebenarnya?, apakah Negera menilai perayaan Natal itu pesta Separatis di hati saya.” kata Edowai (21/12/2019) kepada media ini.
Edowai juga menambahkan, Negara harus arti dari pada Hari Natal. Negara Menilai dan memandang rakyat Papua seakan Separatis yang hadir dari negera lain yang untuk mengacaukan Negara Indonesia sebanarnya orang Papua adalah bagain dari NKRI. Menghargai orang Papua sebagai tuan rumah yang sedangkan orang yang mempunyai surga kecil dengan begitu kayanya alam Tanah Papua namun mereka di menindas terus menerus seakan menjadi pengacau.
” Negara Harus tarik kembali Pasukan yang ada di Kabupaten Intan Jaya, Paniai dan Nduga agar masrayakata disana merayakan hari Natal aman dan tidak ada beban di hati mereka” harapnya.