
1, Cintaku untuk Engkau
Jantungku tak mampu berdetak
Jika kau tidak disisiku
Aku hanya ingin bersamamu
Dalam setiap langkahku
Malam semakin larut
Dan aku tak dapat menipisnya
Bayanganmu semakin
Membuatku tak sadar
Hingga aku terbenam dalam
Sepinya malam
Hari demi hari datang dan berlalu
Detik demi detik datang menghampiriku
Menawarkan cerita indah tentangmu
Dalam suasana yang tak dapat dikendalikan
Gejolak dalam hati yang semakin kuat
Membuatku tak mampu menahannya
Dan saat itulah aku tahu
Bahwa aku mencintai dirimu
Kasih.
Kaya, Mia Yumbun
2. Ayah-ku Bukan Musuh-mu
Ayah engkau bagaikan musuh
Ketika dipandang semua orang
Setiap langkahmu diawasi
Setiap deritamu diejek
Jalan hidupmu penuh derita
Engkau bagaikan kain tak bermakna
Yang ditinggalkan tanpa dilihat
Disela kebisingan dunia ini
Ayah mengapa semua ini terjadi pada dirimu
Engkau bukan seorang
Penghianta atau penjahat
Namun mengapa mereka
Berbuat demikian kepadamu
Engkau melodi dalam kesunyian namun
Mereka tak menyadarinya
Ayah katakanlah kepadaku
Agar aku membantumu
Melintasi derita yang tak kunjung henti
Sambil senyum bersama menuju hari esok.
Karya, Mia Yumbun
3. Ibu Engkaulah Mentariku
Ketika hari mulai pagi
Suara jangkrik mulai terdengar
Ibu tersenyum bahagia
Berharap hari ini adalah, hari yang cerah
Mentari pagi yang terpancar
Menambah harapan Ibu yang kuat
Untuk memulai hari baru yang indah
Ibu melangkah menyusurui alam yang tertidur lelah
Dan Pada saat itu pula, mulai terdengar
Bunyi yang taka sing
Bunyi togok sagu melambung tinggi di uadara
Bagaikan suara burung raja wali
Di lembaran dusun sagu, yang tertatah rapi
Bunyi ramas sagu mulai terdenagar
Bagaikan rintik air hujan
Memecahkan kesunyian
Di lembah perbatasan
Karya. Mia Yumbun
4. Ibu Engkaulah Mentariku
Wahai ibu-Ku engkau bagaikan mentari
Terbit pada pagi hari di ufuk langit yang cerah
Menyinari seluruh jiwa-Ku
Dengan sinar-Mu yang indah
Dan sejuta kasih kepada-Ku
Ibu engkaulah mentari-Ku, dalam lembah kensunyian
Engkau memberi harapan yang indah
Agar langkah-Ku tetap teguh
Ibu engkau mentari-Ku
Engkaulah tujuan hidup-Ku,
Engkaulah harapan-Ku
Dalam dunia yang fanah.
Engkau tak pernah mengeluh
Walau hidupmu tak seindah sinar-Mu
Engkau selalu tersenyum memberi kasih sayang-Mu
Kepada-Ku
Ibu ketika mentari pagi mulai tanpak
Ibu nyanyinkan syairan elegi menyambut sianar pagi;
Berharap hari ini adalah hari yang cerah
Ibu melangkah di setiap sudut rumah
Menyiapkan diri menuju tempat untuk mencari nafkah
Ketika tiba saatnya terdenagar
Bunyi yang taka asing lagi
Bunyi togok sagu bersahau-sahut
Di lembah kesunyian
Terima kasih ibu-Ku engkaulah harapan hidup-Ku.
Karya, Mia Yumbun