Beranda News Sejarah membawa burung Garuda dari Istana Wigamba (Raja) ke ...

Sejarah membawa burung Garuda dari Istana Wigamba (Raja) ke XIV Papua

5720

Oleh : Agus Bulibega Zonggonao, SP,M.Si

Pernah kah kita mendengar cerita tentang burung Garuda ini berasal dan menjadi Lambang Negara Republik Indonesia..? Siapa yang menyuruh merancang lambang Negara ini… ? Mengapa untuk melakukan sayambara…?  Sayambara burung Garuda ini  dilakukan sebagai logo lambang Negara Republik Indonesia dengan  adanya titah Presiden. Karena beliau melihat, memegang dan membawa sendiri burung Garuda ini berasal.  Kami  membaca dalam media Lambang Negara Burung Garuda Pancasila ini dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu tersebut dalam Wikipedia. Elemen : Jumlah bulu Garuda melambangkan tanggal 17 Agustus 1945. Hari kemedekaan Republik Indonesia. Burung ini terkenal dalam mitologi bahwa yang di dalamnya mengandung arti budaya yang dilukiskan oleh dua orang masing-masing berbeda, namun yang dipilih adalah desain yang dibuat oleh Syarif Hamid II Pangeran Pontianak yang disempurnakan oleh Ir. Soekarno sendiri, dan diresmikan sejak tanggal 11 Pebruari 1950 pada saat berlangsung Sidang Kabinet Indonesia Serikat.

 Menurut saya sejarah burung garuda bagi orang Papua, setiap tempat berbeda-beda pandangan dan kepercayaannya terhadap hewan Carbivora ini.  Di tempat saya burung ini hidup tidak jauh dari manusia, yaitu di sekitar kampung dan setiap saat bisa mendengarkan suaranya. Masyarakat suku Moni burung kuat ini dianggap sebagai Putri Raja mereka (Papua) karena kekuatannya. Jika orang ketemu burung Garuda setelah makan kenyang, karena tidak mampu mengangkat diri  untuk terbang, tetapi itupun jarang terjadi.  Ke dua, Putri Raja Papua ini mencintai seseorang. Implikasinya membawa keselamatan atau kesengsaraan seseorang. Putri cantik raja Papua ini orang mengatakan senang melihat gaya dan penampilan duduknya. Burung Garuda disebut  burung kuat dalam bahasa moni (Buli bega), dari semua spesis hewan burung yang bersayap ke dalam hewan carbivora. Makanannya semua jenis yang berupa daging :  kuskus, anak pig, ular, anjing, sampai dengan bangkai hewan dan makluk lain yang bisa dikonsumsi. Tetapi moyang juga hati-hati terhadap bayi dalam noken gantung  pada suatu tempat yang jauh dari orang tuanya, karena burung kuat ini sering memantau tempat di mana manusia beraktifitas. Anak bayi bisa dibawa pergi dengan noken ke tempat yang jauh dari manusia.

     Zaman dahulu manusia baru dari wilayah satu ke wilayah  lain, walaupun dalam satu komunitas yang sama (gunung) harus pergi  bermalam di rumah Wigamba wagamba, agar tidak terjadi atau terganggu konsentrasi keselematannya. Apalagi manusia baru dari dunia lain.  Ketika datangnya manusia berwarna kulit putih, duta-duta dari bangsa   Belanda dan Indonesia seperti Pastor Herman Tillemans pertama  tiba tanggal 11 Pebruari 1935, 2.  Ir. Soekarno, Dr. Jean Victor de  Bruijn bulan September 1939,  dan Tentara Dainippon Jepang tahun 1944, kesemuanya di antar datang ke istana Wigamba (Raja) Igoemaboei Djoenggonoe   di Watagakumula, Kugapa Paneai.

  Mengapa Ir. Soekarno menyampaikan dan menunjuk Burung Garuda di sayambarakan sebagai logo lambang Negara Indonesia…?,  Mengapa menetapkan tanggal dan bulan yang sama (11 Pebruari)   sebagai hari meresmikannya lambang Burung Garuda Pancasila melalui sidang Kabunet sama dengan hari kulit putih masuk di istana raja…? Mengapa setelah merdeka sejak tahun 1945-1960 beliau datang tiga kali ke Paniai….?, Mengapa beliau memberikan 3 (tiga) Jabatan kepada Willem Djoenggonaoe tahun 1962-1968…?, Mengapa PBB mengundang beliau 3 kali berturut-turut di Sidang Umum PBB 1963,1964 dan 1965….?, Dan Mengapa setelah meresmikan lambang Negara ini menunggu Sembilan tahun penggunaan lambang Negara burung Garuda…?, Mari kita menghubungkan keistimewaan cerita ini agar kita semua mengerti dan membawa pikiran kita kepada kebenarannya. Karena penulis menuntut hak dan Warisan Upeti raja,  sehingga anda saudara perlu kritik dan saran untuk penyelesaian warisan wigamba wagamba berdasar sertifikat gambar peta di bawah ini.

Ketika itu, beliau plaining melakukan suatu kebaikan  itu keinginan membalas dengan memberikan memerdekakan Papua dari tangan Belanda tahun 1969. Agar segera pegang sendiri untuk mengelola pertambangan Emas di Grestberg Papua. Sejak tahun 1963, segera dipersiapkan pemberian bentuk nama negaranya yaitu  Republik atau Kerajaan.  Selama dua kali berturut-turut Willem berbicara menuju ke Negara Kerajaan, scenario yang disusun oleh Belanda dan beliau untuk penentuan nasib terakhir tahun 1965 itu adalahn Kerajaan, sehingga pulang dari SU PBB tahun 1964, Presiden RI mengundurkan diri dari keanggotaan PBB bulan Januari tahun 1965. Dia tidak mau mendengar tahun 1965 itu diumumkan bahwa bentuk negaranya kerajaan. Willem mengikuti sidang umum tahun 1965 sendiri dan pulang dengan mendapat penghargaan piagam pemimpin terbaik, dan menentukan kemerdekaannya bentuk Negara Kerajaan. Sehingga pulang atur Strategi penyusunan Kabinet dan strategi pemerintahan untuk tahun 1969.

  Willem Djoenggonaoe estafetkan cerita ini kepada penulis setelah pulang selesai Kongres Papua II di Jayapura tahun 2001  terlampir foto dibawah ini saat itu. Soeharto merekayasa semuanya sebelum Papua masuk menentukan nasib sendiri sebagai Negara Kerajaan. Soeharto dan Amerika bergabung dan merampas Papua masuk ke tangan Indonesia dengan kekuatan militer Indonesia demi Emas Grestberg.  Karena itu sebelum penentuan pendapat Rakyat 1969, Soeharto menerbitkan MoU dengan PT MicMorRan Indonesia 7 April 1967. Dengan UU Nomor 1 Tahun 1967, agar Grestberg tidak jatuh ketangan Belanda karena lama menjajah Indonesia. Maka kita (Indonesia) jangan terlalu mengagung-agungkan dosa dan perbuatan yang salah atau dosa nenek Moyangnya Soeharto.

Alasan Presiden RI  memerdekaan Papua adalah :

  1. Keselamatan pertama dan Petunjuk Pembuatan Peta Paniai Meer ke Pegunungan Puyapigu dan Mbaigelapigu (Erstberg dan Grestberg) peta terlampir.
  2. Rencana mengelola kekayaan-kekayaan wigamba wagamba tambang Emas, Perak Tembaga, dll di atas bumi Papua sesuai dengan peta yang dibuatnya.
  3. Melihat, memegang dan membawa pulang Putri Raja Papua (Burung Garuda) oleh  Soekarno  dari Kugapa Paneai  5 September
  4. Pemberian Ugindame busana Wigamba XIV sebagai bahan keselamatan dan perlindungan diri.
  5. Mengeluarkan dan membawa keluar Ir. Soekarno oleh Mesoemoeni, Mekoete, dan Anthonius Emobagakigi Djoenggonoe melalui sungai Digoel dari Lembaga Lembah Boven Digoel ke Merauke pada bulan Oktober 1942,

Akibat kebaikan wigamba raja Papua telah terjadi tanda heran satu kepada tanda heran yang lain.  Pastor Tillemans pertama tiba Di Kugapa 11 Peberuari 1935, berikut Ir. Soekarno  dan  Dr. Victor de Bruijn awal bulan Sept 1939,  dan setelah 5 tahun kemudian,  tahun 1944  Tentara Dainippon Jepang tiba pada tempat yang sama yaitu istana Wigamba Igoemaboei. Setelah enam tahun Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Kemudian sesudah lima tahun Ir. Soekarno meresmikan burung kuat ini sebagai lambang Negara pada tanggal 11 Peberuari 1950. Sesuai dengan tanggal tibanya pertama kulit berwarna ke istana Raja.  Karena tanggal 5 September 1939 menangkap dan memegang sendiri burung Garuda ini oleh  Soekarno.  Lima tahun sesudah Indonesia merdeka sesuai dengan tanggal penangkapan 5 September 1939 meresmikan lambang Negara Burung Garuda. Menunggu keajaiban Tuhan, karena tangkap pada bulan 9(September), sehingga setelah 9 Tahun kemudian mengeluarkan peraturan penggunaan lambang Negara Indonesia.

 Tuhan memberi namaku melalui ayahku raja Ke XV burung kuat (Bulibega), pada tanggal 22 Juni 1958. Sesudah 4 hari pemberian namaku burung kuat ini, maka mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 tahun 1958 tanggal 26 Juni 1958, tentang penggunaan lambang Negara burung Garuda. Penulis adalah anak Raja Papua dari Kerajaan Mbumbu Mbamba yang ke XVI, dengan nama tersebut di atas. Lihat silsilah Keturunan Kerajaan Mbumbu Mbamba tulisan saya yang lalu. Maka pada bulan Januari tahun 1965, Ir. Soekarno mengundurkan diri dari keanggotaan PBB, alasannya tidak setujuh dengan adanya nanti bentuk Negara Papua Negara kerajaan.  Sehingga putri raja bertindak sebagai tumbalnya adalah G30 S PKI  karena menangkap burung Garuda pada  bulan September 1939 tersebut diatas. Kami minta kepunyaan kami sesuai dengan kata-kata Yesus :  berikanlah kepada raja apa yang punya raja dan berikan pula kepada Tuhan apa yang kepunyaan Tuhan. Maka segera perlu dipertimbangkan untuk membayar Upeti Raja atas Pertambangan PT Freeport Indonesia MicMoRan kepada Raja ke XVI atas nama : AGUS BULIBEGA ZONGGOANAO, SP., M.Si.  Maka “kepada Tuhan kita percaya ; yang bukan Tuhan harus membawa data” in God we trust. All others bring data” untuk di protes.

 Pada bulan September 1939 dalam perjalanan Ekspedisi ke Erstberg dan Grestberg  Ir. Soekarno bersama dengan Dr. Jean Victor de Bruijn, dan Antonius Emobagakigi  Djoenggonoe serta dua orang lain dari NTT Lembaga Pemasyarakatan (LP) di Watagakumula Kugapa.  Burung Garuda Putri Raja Papua ini mencintai seorang Indonesia, tampak di depannya untuk ditangkap pegang dan membawa pulang. Menurut adat kami seperti itu, sudah  kawin dengan Putra Indonesia, kemudian pulang berjuang untuk Indonesia merdeka. Hasil perkawinannya (burung kuat = buli bega) itu telah melahirkan anak : 1.  Ir. Soekarno,  2. Soeharto, 3. BJ. Habibie, 4. Abdulrahman, 5. Megawati Soekarnoputri, 6. Bambang Yudoyono, 7. Joko Widodo.


Tahun 2001,  diskusi  dengan Alm. Willem Djoenggonaoe  liku-liku perjalanan Papua  beliau menjadi anggota DPRGR RI  1962-1968, Setelah pulang dari Kongres Papua II di Jayapura.

Penulis adalah Wigamba ke XVI, maka hal kebenaran menjadi abadi untuk selamanya.  Karena Yesaya 58; 11-12, menyatakan “Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”. “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”. Wigamba Ke XIV Igoemaboei Djoenggonoe adalah raja Papua yang  memberi solusi  kepada Soekarno. Oleh karena itu, ada 4 hal urgen tindakan dan kebaikan kepada Ir. Soekarno yang harus dibayar yang belum terbayar.

Tugas penulis adalah menyampaikan informasi liku-liku perjalanan Ir. Soekarno dan kemerdekaannya, sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh ayahku, sehingga yang terjadi adalah demikian melalui sebuah goresan atau tulisan, data dan fakta. Agar semua orang Papua dan seluruh bangsa Indonesia untuk mengetahui serta mengenalnya jalan cerita tentang burung Garuda. Bahwa sejarah burung garuda sedemikian rupanya. Karena anak-anak wigamba dari cerita ayah dan saudara-saudaranya, dua orang menjadi polisi Belanda yaitu Niko Soagemala Djoenggonaoe dan Paulus Mbolemala Djoenggonaoe dan adiknya Anthonius Emobagakigi Djoenggonaoe menjadi anggota tentara Belanda. Menyelamatkan Ir. Soekarno di pengasingan Boven Digoel. Saksi utama bersama  pada saat tanggal 5 September 1939, Paulus (pensiunan Polisi) estafetkan sebelum beliau meninggal dunia  pada tanggal 26 Juli 2020 di Kugapa. “Every time they say to myself today I will wont begin (Setiap waktu mereka berkata kepadaku, hari ini saya baru mulai lakukan)”.

Cerita ini telah menyampaikan melalui surat  terbuka, pada tanggal 26 Agustus 2020 menurati kepada PT Freeport MicMoRan Indonesia sebagai surat terbuka. Dan kemudian masyarakat Paneai menangkap burung Garuda tanggal 4 September 2020 dan mereka mengirim fotonya melalui WA kepada penulis lihat foto di bawah ini. Dan menyatakan kebenaran itu terjadi sedemikian, sehingga fakta menunjukkan apa yang akan terjadi di tengah mata kita, untuk itu adalah tanda kebenaran. Ketemu burung garuda tidak mudah dan sangatlah sulit, tetapi dia mencintai seseorang tidak menjadi sulit dalam kebudayaan sejarah keberadaan bangsa Papua (Kogaya).

Perjalanan berjuang untuk Indonesia merdeka dari tangan Belanda, identik Papua merdeka dari tangan Indonesia seperti Butar Tabuni Cs keluar masuk dalam penjara terakhir di buang ke Kalimatan. Ir. Soekarno  pun sama demikian. Kita melihat sejarah seperti Ir. Soekarno dibuang ke Lembaga pengasingan di Boven Digoel. Sekarang masih bisa di kontral oleh masyarakat kita, tetapi masa penjajahan Belanda  tidak ada orang yang bisa kompromi dan dekat dengan Belanda karena mereka kejam. Siapa yang berjalan bersama dengan Ir. Soekarno  boleh membuktikan membatah dan menjelaskan tentang burung garuda kalau memang mitologinya demikian. Dari sayambara itu yang menang adalah dua orang tetapi Ir. Soekarno memilih Sultan Hamid II dari Pontianak dan disempurnakan oleh beliau sendiri karena melihat memegang dan membawa sendiri sebagai mutiaranya. Dan diresmikan sebagai lambang Burung Garuda sebagai lambang Negara tanggal 11 Pebruari 1950. Sesuai dengan jalan cerita sejarah pertama kulit berwarna (kulit putih) tiba bermalam di kediaman istana Wigamba wagamba Igoemaboei Djoenggonaoe tanggal 11 Pebruari 1935. Sehingga tanggal di atas dijadikan sebagai hari berkat dan anugerah pelekatan Tuhan bagi bangsa Indonesia dan bangsa Belanda.

 Sesuai dengan cerita di atas  pada tanggal 11 Pebruari 1935  pengibaran bendera Belanda pertama  dan pemberkatan di halaman Wigamba Igoemaboei Djonggonaoe oleh Pastor Herman Tillemans di Kugapa. Pada saat itu juga beliau mengatakan setiap makluk anusnya berbeda-beda: tahi babi tidak sama dengan tahi ular, tahi ular tidak sama dengan tahi burung, tahi burung tidak sama dengan tahi belalang, tahi belalang tidak sama dengan tahi tikus dan tahi tikus tidak akan sama dengan tahi manusia. Oleh karena itu, PERIKSALAH TAHINYA. Jika kita membunuh dia, dia akan terjadi pembelahan sel. Maka kita akan habis, tidak boleh diapa-apakan.  Selanjutnya  Nasib  ke dua orang ini diberkati dan teruji : maka H. Tillemans menjadi Uskup Merauke dan Ir. Soekarno menjadi Presiden RI dan banyak orang lagi menjadi pejabat besar hirup asap dari dalam rumahku wigamba.

**Sebelum membayar Upeti Raja dari Kerajaan Mbumbu Mbamba tidak boleh berbicara tentang  PT Antam Mining Indonesia masuk wilayah Block Wabu di Sugapa Kabupaten Intan Jaya. Karena tempat ini tempat istana Wigamba ke VII Metapakigi Djoenggonaoe di pinggir Kali Wabu, yang sekarang mau permohonan masuk mengambil tambang kekayaan itu, siapapun tidak akan masuk di sini, sebelum selesai membayar hak Upeti Raja Kerajaan Mbumbu Mbamba. Metapakigi artinya dalam bahasa Moni adalah “sudah pernah menerima dan belum lunas tetapi masih mau minta atau pinjam kembali”. Karena sejak nenek Moyang Tuhan taruh harta karung ini untuk mereka, tidak ada Negara manapun di dunia ini akan masuk di sini.

Pernyataan permohonan 40.000 Ha itu omong Kosong, penipuan belaka membuat konflik di sini ambil dengan tenang dari tempat lain melalui dalam terowongan karena jika dikonversikan ke dalam kilo meter adalah 400 Km x 100 Km atau 200 Km x 200 Km. kalau garis lurus sama dengan dari lautan pantai Utara  sampai dengan pantai selatan pulau Papua sudah di makan habis. Luas seluruh wilayah Kabupaten Intan Jaya, Illaga, Waropen Atas, Nduga dan Timika termakan habis. Maka, segera membayar selama 58 Tahun operasi PT Freeport Indonesia MicMoRan kali Wabu lama Tembagapua, dan mulai berbicara tentang Kali Wabu Baru Sugapa. Freeport jangan menipu banyak membawa pikiran manusia untuk mencuri masuk dari Timika.

Dengan hormat Bapak Gubernur Prov. Papua segera mencabut : surat No. 540/11625/SET tertanggal 24 Juli 2020 tentang Rekomendasi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) kepada Direktur Utama PT. Mining Industri dan BUMN yang bergabung di PT Antam untuk Block Wabu Kabupaten Intan Jaya. Hati-hati mengganggu Suku Moni akan terjadi tanda heran satu kepada tanda heran yang lain kepada siapa yang akan melawannya. Hanya tempat kami ini membuat pemerintah Indonesia bermacam-macam demi tambang saya Raja Papua, tidak pernah sayang suku ini oleh Pemerintah Indonesia dan menggaruk habis-habisan kekayaannya **.

Refrensi :

  1. No. 43/1958.

Lihat surat dan tulisan sebelumnya.

Peta yang dibuat Dr. Victor de Bruijn, Ir. Ir. Soekarno dan Athonius Emobagakigi Djoenggonoe dari tanggal 5 Septemer – 5 Nopember 1939. Bersama Wagamba Wagamba.

Wearing seluruh atribut lencana kebesaran Wigamba (Raja)ke XIV. burung Garuda ditangkap tanggal 4 september 2020 di Paniai.