NABIRE – Tim peduli Alam dan Manusia Kapiraya tegas meminta kepada Penjabat Gubernur Papua Tengah, Penjabat Bupati Dogiyai, Deiyai dan Timika untuk segera menangkap kepada Desa Wakia inisial MW , serta kepala suku Wakia inisial KT diduga telah menjadi pelaku utama semua masalah yang terjadi di kampung Wakia sesuai keterangan pers dikirim Senin [09/09/2024] kutip media ini.
Musa Boma selaku Ketua Tim menyampaikan dalang masalah yakni Kepala desa Wakia bersama Kepala Suku Wakia. Pihaknya menilai mereka telah memasukan Perusahaan Ilegal PT. Zommalion Heavin Industri di kali Wakia.
” Mereka dua klain bahwa tempat yang Perusahaan kasih masuk masuk dalam wilayah mereka pada hal itu sudah jelas milik hak ulayat orang Mee. Itu sudah jelas melanggar dan termasuk dalam pencuri kekayaan milik suku mee, sehingga pihak penegak hukum demi hukum kejar dan tangkap agar mereka dua tanggungjawab semua kerugian harta benda, nyawa manusia dan lain sebagainya itu.” tegas Boma [09/09/2024] siaran pers.
Mewakili Tim, Boma dengan tegas sampaikan kepada Penjabat Gubernur jangan diam ini masalah sudah ada depan mata. Dirinya minta Gubernur agar segera perintahkan kepada Kapolda Papua, Kapolres Nabire, Kapolres Dogiyai, Deiyai dan Timika agar kedua pelaku itu diย hukumย dan wajib tangkap.
” Kalau tidak tangkap lalu terjadi persoalan yang berkunjung pada korban nyawa siapa yang tanggung jawab. Pemerintah jangan jadi juru bicara lusiver pemilik neraka tapi kalau benar benar kalian mewakili Tuhan demi kebenaran segera hukumย ditegakan.”pintanya.
Terkait itu, Mewakili Kepala Suku Distrik,ย Gregorius Dudai meminta Penjabat Gubernur dan ketiga Bupati hadir dan sahkan tapal batas adat yang kasih tanam. Hal ini agar supaya tanah adat agar dapat jaga masing-masing pemilik hak dusun.
” Karena tidak menutup kemungkinan kalau batas adat ini ke empat pemerintah tidak datang sahkan berarti pasti akan terjadi masalah.”ungkapnya.
Lanjutnya, Gergoriusย menyampaikan kepada suku Kamoro dengan suku Kei bahwa pihaknya telah tanam Senplat di batas adat suku Mee dengan Kamoro.
” Papan nama kami tanam di cabut atau masyarakat yang tinggal di dusun Mogodagi, masyarakatย Wotai dan masyarakat yang tinggal di Digiyoumaida bila ada datang ganggu atau datang bakar rumah, berarti kami lima kabupaten siap usir dan tanah semua kami ambil.”pungkasnya kepada media.