Beranda News Ubah Cara Pandang Jakarta-Papua

Ubah Cara Pandang Jakarta-Papua

787
Legislator Nabire, Sambena Inggeruhi. (Foto:Ist/Papualives) 

Oleh : Sambena Inggeruhi

“Refleksi hari Pancasila di bumi Papua”

Pertama-tama saya mengucapkan selamat merayakan Hari Pancasila 1 Juni 2020.

74 tahun Indonesia merdeka namun masih saja cara pandang jakarta ke papua maupun sebaliknya papua ke jakarta yang selalu kontradiksi.

Jakarta memandang Papua lebih pada menjaga wilayah teritori (NKRI harga mati) sehingga setiap penanganan masalah konflik sosial dipapua selalu pendekatan militeristik yang dikedepankan. Sebaliknya Papuapun memandang Jakarta dengan bangsa kolonial sehingga PAPUA MERDEKA HARGA MATI sebagai solusi. Akhirnya semua orang Papua baik pejabat birokrasi maupun rakyat sipil selalu dianggap Antek OPM,KKB dan sebagainya. Orang papua pun akan menganggap NON papua adalah pencuri, perampok dan sebagainya stigma salah pandangan.

Cara pandang yang salah ini membuat ruang-ruang demokrasi, nilai-nilai kemanusiaan, dan rasa keadilan sosial terasa jauh dari rakyat jelata. DAPATKAH KITA merubah cara pandang kita baik pribadi, kelompok, maupun struktur negara ??

Dalam sebuah kesempatan Soekarno dalam Pidatonya disidang Umum PBB ia menyampaikan kepada dunia tentang PANCASILA. 1945 Kami telah menemukan Idiologi kami yaitu PANCASILA (LIMA PRINSIP NEGARA) yaitu: Prinsip Ketuhanan, Prinsip Kemanusiaan, Prinsip Nasionalisme, prinsip Demokrasi, prinsip Keadilan. Prinsip-prinsip ini terasa hilang dari kehidupan berbangsa dan bernegara dan negara terkesan mengabaikan prinsip-prinsip ini.

Bagi OAP nilai: demokrasi telah tiada, Nilai keadilan telah tiada, apalagi nilai nasionalisme indonesia sementara nilai kemanusiaan diinjak-injak??

Cara pandang harus diubah oleh kedua bela pihak agar jakarta tidak masuk lobang, begitu juga papua tidak masuk lobang.

Hari ini Negara Adi kuasa melakukan kesalahan kecil yang mengakibatkan kerusuhan, terjadi penjarahan hanya karena berulangnya terjadi diskriminasi rasial. GEORGE FLOID memicu negara demokrasi terbesar dunia tercoreng.

Ini menjadi peringatan bagi kita pemerintah Indonesia bahwa Pancasila bukan sebuah slogan namun harus diterapkan dalam kehidupan sosial bermasyarakat, dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Masih segar dalam ingatan kita tepat 19 Agustus 2019 Terjadi di asrama Kamasan Surabaya sekelompok oknum yang meneriakkan kata-kata rasial kepada mahasiswa papua, akhirnya memicu gelombang rakyat Papua turun kejalan dan banyak kerugian bahkan nyawa.

Makan Pancasila bapak bangsa Soekarno dan para pendiri bangsa telah melihat jauh bahwa PANCASILA menjadi jalan tengah untuk mendirikan negara yang namanya NKRI, sehingga mari jangan HARI INI MENJADI SLOGAN SEMATA NAMUN terapkanlah dalam hidup bernegara.

Penulis adalah Anggota DPRD Nabire Fraksi Nabire Bersatu.